Edarkan Narkoba di Usia Senja

Edarkan Narkoba di Usia Senja

Read Time:3 Minute, 17 Second

Edarkan Narkoba di Usia Senja

Film                 : The Mule                             

Sutradara         : Clint Eastwood

Durasi             : 115 menit

Rilis                 : 14 Desember 2018

Genre              : Drama, Kriminal

Siapa sangka? Sosok kakek berusia 80 tahunan, ternyata bekerja sebagai kurir narkoba. Sekelas polisi pun tak mencurigainya sama sekali. Sebut saja Earl, awalnya ia digambarkan sebagai seorang pengusaha yang sukses. Sayang dalam puncak kejayaanya Earl dibuat terbuai, ia terlalu memprioritaskan pekerjaannya hingga melalaikan keluarganya.

Naasnya usai dua belas tahun berlalu, masa kejayaan Earl mulai meredup. Hingga akhirnya, bisnis Earl pun mencapai kebangkrutan. Selayaknya karma, kesulitan yang Earl alami adalah buah dari keegoisannya selama ini. Ia telah melukai hati seluruh keluarganya. Earl beruntung masih memiliki seorang cucu yang bernama Ginny anak yang penuh kasih sayang dan lapang kata maaf.

Meski kini dalam kondisi bangkrut Earl berjanji kepada cucunya, akan membantu biaya pernikahannya, sebagai penebus kegagalan diri dalam memperhatikan keluarganya. Kebetulan saat itu ada seorang teman Genny yang menawarkan pekerjaan sebagai supir kepada Earl. Hal itu menjadi momen pertama kalinya ia harus bekerja sebagai seorang driver. Ia hanya perlu mengantar beberapa barang dan jika sudah sampai Earl harus menaruh kunci mobilnya di laci mobil pikap tuanya, lalu meninggalkan mobil dan kembali setelah 1 jam dengan laci yang sudah terisi dengan uang imbalannya.

Earl senang dengan uang yang ia dapatkan, hingga mampu membiayai pernikahan cucunya. Bahkan ia dapat mengganti mobil pikapnya yang sudah tua dengan mobil pikap yang baru. Merasa tercukupi ia pun kembali mengambil pekerjaan sebagai kurir tersebut dan berjalan lancar pula. Saat pengiriman ketiganya, tali penutup bak mobil pikapnya kendur, iapun menepi dijalan untuk mengencangkan talinya dan mengecek barang yang ia bawa. Karena penasaran, Earl membuka tas yang ia antarkan dan sadar barang yang ia antarkan adalah narkoba.

Di sisi lain polisi, bernama Agen Bates dan Agen Trevino bersama anak buahnya Julio mereka berpura-pura menjadi anggota kartel tersebut yang sebenarnya sedang menyelidiki kasus pengedaran narkoba di kota tersebut. Pemimpin kartel narkoba senang dengan pekerjaan yang Earl lakukan. Pemimpin kartel tersebut berencana mengirim 110 kilogram narkoba yang bernilai 2,7 juta dolar. Namun hebatnya, Earl mampu mengelabuinya polisi dengan memilih jalur lain, pesanan yang ia bawakan pun lagi-lagi sampai dengan aman.

Meskipun gerak-gerik Earl terus dicurigai polisi, tetapi ia selalu lolos meski harus keluar jalur perjalanan arahan kartel. Merasa keamanan bisnis narkobanya mulai terlacak polisi, pimpinan kartel ingin menemui Earl. Akan tetapi, tiba-tiba terjadi penggerebekan sampai bos kartel tersebut dibunuh karena dianggap tidak becus mengawasi Earl. Mereka pun mulai menyadari bahwa di anggota kartel tersebut ada penyusup dari kepolisian. Sebab itu pula, Earl sekarang diawasi dengan lebih ketat ia harus melakukan semuanya sesuai perintah dan tidak boleh membelot seperti sebelumnya.

Keesokannya, Earl sempat menghadiri acara kelulusan cucunya dari situ Earl sudah terlihat lebih peduli terhadap keluarganya. Istrinya (Mary) merasa senang dengan perubahan sikapnya Earl yang sekarang lebih peduli terhadap keluarganya. Keharmonisan keluarga mereka perlahan kembali. Namun dibalik kebahagiaan kecil itu, Mary ternyata mengidap penyakit yang parah dan hidupnya tidak lama lagi.

Meskipun keamanan Earl sedang terancam, dibalik duka atas kepergian sang istri, Earl tetap harus tetap mengantarkan pesanannya seperti biasa karena mendapat ancaman dari kartel narkoba. Sayangnya polisi berhasil menemukan dan menangkap Earl. Agen Bates yang menangkap langsung Earl. Bates terkejut dengan siapa yang ia tangkap karena merasa pernah bertemu dengan Earl sebelumnya. Hingga akhirnya, Earl mengaku bahwa ia bersalah dan berhak di penjara.

Dari kisah diatas, film ini mampu menarik simpati kita terhadap tokoh utamanya (Earl). Pesan moral pun dapat tersampaikan dengan baik dilihat Earl berani berbuat apapun demi menebus kesalahannya dimasa lalu karena terlalu mementingkan pekerjaanya. Namun, sedikit disayangkan film ini memiliki tempo cerita yang dibilang lambat sehingga penonton mungkin akan sedikit merasa bosan mengikuti alurnya.

Pria Mulya Lugina

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Efektivitas Komunikasi Masyarakat guna Kurangi Stigma Previous post Efektivitas Komunikasi Masyarakat guna Kurangi Stigma
Pesona Belantara di Ujung Timur Pulau Jawa Next post Pesona Belantara di Ujung Timur Pulau Jawa