Hastari, seorang pekerja bidang pemasaran dan suaminya, Wawan, yang bekerja di bagian pendekorasian, membuat putusan mendirikan Alfa Kreasi—sebuah industri Wedding Decoration (WD). Alasannya: selama manusia masih ada, maka pernikahan akan terus ada dan bisnis WD tak akan berhenti. Acara pertamanya mulai diselenggarakan pada 30 Juni 2016.
Alfa Kreasi telah berdiri sejak enam tahun lalu. Sepanjang perjalanan itu, Alfa Kreasi telah menyelami berbagai tantangan, namun mereka menyiasatinya dengan rajin melihat referensi terkini tentang dekorasi baik dari dalam maupun luar negeri.
“Tantangan tersulit dari segi pelanggan mengenai konsep yang berbeda-beda, alhamdulillah-nya kita sering melihat referensi terkini di Indonesia maupun luar negeri terkait bidang dekorasi,” lanjut Hastari, Senin (10/10).
Saat Covid-19 melanda Indonesia, industri WD sempat mengalami dampak yang signifikan. Pemerintah lantas memberi imbauan untuk tidak berkerumun. Namun Alfa Kreasi banyak menawarkan inovasi bagi pelanggannya dengan memberikan pelbagai paket penawaran yang minimalis.
“Tidak perlu takut karena kita berinovasi dengan membuat paket minimalis. Intinya jangan pernah ragu untuk menurunkan harga dan margin diminimaliskan. Terpenting agar event tetap jalan,” jelas Hastari.
Strategi Alfa Kreasi terhadap pemulihan bisnisnya sudah gencar dilakukan. Sayangnya, banyak pelanggan mereka yang belum mau mengadakan pesta besar sejak pandemi. Alfa Kreasi tetap berusaha perlahan ke tahap normal. Caranya dengan pintar-pintar membidik target pasar serta peka terhadap situasi sekitar.
“Mungkin dengan melihat pasar kita seperti apa dan melihat situasi yang ada serta memahami pelanggan kita perlunya apa karena setiap pelanggan memiliki perbedaan,” lanjut Hastari.
Alfa Kreasi menyediakan berbagai pilihan acara dari mulai pernikahan, lamaran, pemberkatan, siraman, dekor gedung hingga gereja. Alfa Kreasi juga menyediakan acara dari tingkat instansi pemerintah sampai korporasi. Akun Instagram dan Tiktok @alfakreasi_decoration, menjadi strategi promosi Alfa Kreasi dalam beriklan.
“Kami lebih ke sosial media karena zaman sekarang yang nikah banyak dari anak 2000-an dan mereka sudah melek sosial media,” pungkas Hastari.
Reporter: Alfiarum Cahyani
Editor: Syifa Nur Layla
Average Rating