Flaneur Kolektif menggelar pertunjukan Residu. Pertunjukan dikemas dengan memfokuskan peristiwa politik 1965 terhadap dampak mental serta psikologis generasi hari ini.
Flaneur Kolektif mementaskan pertunjukan Residu. Pertunjukan kolaboratif dengan beberapa performa di antaranya seni peran, musik, dan instalasi visual. Agenda pementasan berlangsung pada 7 Agustus 2024 di Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS) Bulungan.
Pertunjukan Residu berfokus pada peristiwa politik 1965 tentang pembunuhan yang berdampak terhadap mental dan psikologis generasi saat ini. Situasi politik 1965 yang diadaptasi melalui pertunjukan Residu menggambarkan keluarga yang tinggal dalam rumah di pinggiran kota Jakarta.
Tak hanya itu, pertunjukan ini menggunakan alat yang atraktif seperti pencahayaan, musik, dan properti pendukung. Pertunjukan ini juga dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak muda, orang tua, dan pecinta teater.
Sutradara Said Riyadi Abdi mengungkapkan pertunjukan teater ini berlandaskan isu politik dan dampak mental serta psikologis. Sama halnya dengan sebuah keluarga kecil yang turut menanggung dosa masa lalu meski tidak tahu apa-apa. “Isu ini berkaitan dengan generasi saat ini dan perlu adanya perhatian untuk mengingatkan peristiwa yang tak kunjung selesai hingga saat ini,” ungkapnya, Rabu (7/ 8).
Lanjut, Abdi menambahkan, konsep dari alur pertunjukan dikemas dengan visual suasana keluarga kecil yang tinggal pada sebuah rumah di pinggiran kota Jakarta. Pertunjukan dimuat dengan mengadaptasi isu dari dampak mental dan psikologis generasi saat ini atas peristiwa kelam di masa lalu.
Asiatil Mardiah dari kalangan anak muda merasa puas dengan pertunjukan Residu, dirinya juga mengapresiasi properti yang luar biasa seperti sepeda motor, balok-balok di udara, bahkan binatang kucing yang muncul di area panggung pementasan. “Jujur aku agak kaget pas muncul kucing beneran karena di adegan sebelumnya cuman boneka kucing. Aku gak tahu itu memang ada di script atau memang kecolongan kucingnya lewat panggung,” kata Asiatil, Rabu (7 /8).
Anida Nurhikmah mengapresiasi pertunjukan dengan sangat antusias. Kolaborasi yang luar biasa antara musik, gerakan, dan dialognya. “Aku harap akan selalu lahir karya unik dan luar biasa lainnya dari Flaneur Kolektif,” pungkasnya, Rabu (7 /8).
Reporter: Mutya Sunduz Arizki
Editor: Nabilah Saffanah