Bondan Prakoso and Fade 2 Black sedang menyanyikan lagu kau puisi pada acara Konser Amal Akustik di lapangan Student Center (SC), Jumat (28/6). |
satu dua atau jutaan perkara
ku toksin semua bagai racun kobra
si mata satu yang jadi kuncinya
move back, move back, step away
Lirik di atas bukan berarti menggambarkan penulisnya sebagai penganut mata satu, atau freemason. Tapi merupakan peringatan bahwa ada kekuatan yang luar biasa pada diri manusia. Hal itu diungkapkan Tito Budidwinanto salah satu personil band Bondan Prakoso and Fade 2 Black, pada acara Konser Amal Akustik di Lapangan Student Center (SC), Jumat (28/6).
Tito juga mengatakan, lirik tersebut lebih menceritakan fakta yang ada. “Mata satu” adalah analogi untuk mata uang Amerika, “Uang merupakan salah satu kekuatan untuk menguasai dunia,” ujar rapper yang biasa dipanggil Titz itu, Jumat (28/6).
Lebih lanjut, Bondan Prakoso menjelaskan, lagu tersebut merupakan bentuk dari realita yang ada dari kehidupan manusia. Menurutnya, meski manusia selalu dilanda pelbagai masalah, namun manusia merupakan sosok yang luar biasa.
Bondan juga mengatakan, walaupun manusia memiliki kekuatan yang amat besar, manusia tetap bisa terluka. “Itu dilukiskan lewat lirik yang saya tulis,” ungkapnya, Jumat (28/6).
Terkait simbol mata satu dan lirik yang berbau freemason, Bondan menuturkan, simbol dan lirik tersebut bukan berarti menunjukan mereka merupakan penganut freemason. “Sebenarnya itu untuk mengingatkan agar kita tidak tepengaruh oleh hal-hal yang berbau freemason,” tegasnya.
Sama halnya Bondan, rapper Fade 2 Black Ardaninggar Nazir, mengatakan, lirik yang mereka tulis mengambarkan bahwa manusia tak lepas dari suatu problem dalam kehidupan. “Sangat kompleks, dan layaknya panggung sandiwara,” ungkap Ari, Jumat (28/6).
Selain diaolog interaktif yang bertema Manusia Sejuta Perkara, pada acara itu juga Bondan Prakoso and Fade 2 Black membawakan beberapa lagu dengan format akustik. “Konser akustik ini perdana kami lakukan, apalagi dengan full akustik seperti ini,” ujar Bondan.
Bondan dan Fade 2 Black juga berharap, acara seperti ini berlanjut dan berdampak besar. “Meski acaranya kecil, semoga efek yang ditimbulkan besar,” kata Ari atau yang akrab dipanggil Santoz Ariego.
Sementara itu, penanggung jawab acara Abidin Hanif mengatakan, diadakannya acara seperti ini karena ia miris melihat anak-anak Indonesia yang tidak mampu sekolah.
“Awalnya kami berpikir apa yang bisa kami berikan untuk Indonesia, dan setelah kami pergi untuk konser di atau luar kota, kami melihat banyak anak jalanan,” ujarnya, Jumat (28/6).
Karena kasihan melihat anak-anak itu, lanjutnya, tujuan diadakannya acara ini untuk memotivasi dan menggerakan orang-orang mau membantu dan peduli. Terkait tema, Hanif menjelaskan, dipilihnya Manusia Sejuta Perkara untuk menjawab sekaligus memperjelas tangapan-tangapan negatif yang mengatakan Bondan dan Fade 2 Black adalah iluminati.
“Dengan adanya dialog interaktif, fans bisa tahu lebih jelas alasan dibuatnya lagu itu, dan juga agar tidak masuk dan terkena efek dari iluminati,” ujarnya. Ia juga berharap dengan adanya acara ini masyarakat Indonesia yang kurang mampu bisa terbantu.
Senanda dengan Hanif, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Syariah dan Hukum A.Zaki al Fajri Nas mengatakan, alasan diadakannya acara ini di kampus untuk memotivasi mahasiswa agar beramal dan bersedekah. “Bersedekah itu banyak caranya, contohnya dengan acara musik ini,” katanya, Jumat (28/6).
Ia menuturkan, selama itu positif, musik sangat bagus menjadi media sedekah. “Semoga kedepannya, mahasiswa, khususnya BEM bisa mengadakan acara seperti ini,” ujarnya. (Sayid Muarief)
Average Rating