Debat Bukan Sekadar Adu Argumen

Read Time:1 Minute, 25 Second

Dalam lomba debat Rekonstruksi Dinamisasi Sosial dan Politik dalam Bingkai Berbangsa Bernegara yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada Rabu-Kamis (2-3/10) tak hanya ajang adu argumen semata. Salah satu perlombaan yang digelar dalam rentetan acara FISIP DAYS 2013 tersebut bermaksud menggugah mahasiswa agar lebih kritis ketika melihat fakta sosial politik yang terjadi saat ini.

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Lomba Akademik, Masmuhah, Kamis (3/10). Menurut Oca, panggilan akrabnya, mahasiswa seharusnya selalu bisa menganalisis terkait persoalan sosial politik yang terjadi. Tidak hanya sebatas mengikuti arus yang telah ada.

Dalam lomba ini, lanjut Oca, peserta dituntut untuk memahami teori-teori yang berkaitan dengan tema debat, kemudian membenturkan dengan fakta yang tengah terjadi saat ini. “Dalam lomba ini memang memakai teoritis dan fakta sebagai landasannya,” kata Oca.

Lomba debat yang diikuti oleh 8 kelompok dari berbagai perguruan tinggi se-Jabodetabek itu mendapat apresiasi dari banyak pihak, salah satunya peserta dari Jurusan Hubungan Internasional semester 3, Ash Siddiq. Ia mengaku, dengan adanya perlombaan debat ini dirinya menjadi semakin mantap untuk mengikuti lomba debat selanjutnya.

“Dalam debat ini musuh kita tidak hanya dari UIN, hal itu bisa menjadi motivasi tersendiri,” ungkapnya ketika ditemui selepas berdebat melawan peserta dari Universitas Indonesia (UI).

“Bagus sekali acara seperti ini, tapi sayang informasi dari panitia kurang merata, jadi pesertanya hanya sedikit. Mungkin akan lebih menarik jika para penonton juga diajak untuk berpartisipasi, agar perdebatannya lebih hidup,” ungkapnya.

Senada dengan Siddiq, Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Semsester 3, Faqih Nur Sofyan juga mengungkapkan apresiasinya. Menurut Faqih, lomba seperti ini secara tidak langsung merangsang daya kritis mahasiswa dalam melihat fenomena sosial politk yang terjadi dalam kampus ataupun dalam tataran Indonesia. (Selamet Widodo)