‘Seni untuk Rakyat’ Pramoedya

Read Time:1 Minute, 58 Second


Judul: The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer
Penulis: Tofik Pram
Penerbit: Edelweiss
Halaman: 351
Terbit: Cetakan Pertama, Agustus 2014
ISBN: 978-602-8672-65-8

Pramoedya Ananta Toer atau yang akrab disapa Pram adalah sastrawan anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), organisasi kebudayaan dari Partai Komunis Indonesia. Dirinya sempat ditahan karena tulisannya. Ia merupakan sastrawan yang terkenal juga produktif dalam kesusastraan Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan lebih dari 50 karyanya telah diterjemahkan dalam 41 bahasa asing.

The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer merupakan buku yang merangkum karya-karya Pram. Buku tersebut disusun oleh salah satu pengagum Pram, Tofik Pram. Pertama kali Tofik Pram mengenal sosok Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1996 ketika ia masih berada di bangku kelas 3 SMP lewat buku Bumi Manusia. Sayangnya, belum sempat membaca keseluruhan isinya, buku tersebut ditarik oleh pihak sekolah dan ia dituduh telah mempelajari ilmu sesat.

Tofik Pram mengaku sempat kesulitan untuk menemukan karya-karya Pram terutama buku Bumi Manusia.  Namun, hal tersebut tak memadamkan kecintaannya pada karya-karya Pram. Tulisan-tulisan Pram yang ia rangkum merupakan bentuk terima kasihnya terhadap sang idola. Karya-karya Pram telah banyak mempengaruhi karya dan cara pandangnya tentang kehidupan.

Buku The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer ini mampu mengantarkan kita mengenal ajaran Pram tentang manusia dan kemanusiaan. Tulisan-tulisan Pram disebut sebagai sastra realisme sosialis yaitu sastra yang mengandung semangat memenangkan sosialisme di masyarakat yang dalam menghadapi masalah masyarakat itu sendiri mempergunakan pandangan yang struktural dan fundamental. Dalam bab pertama buku ini juga terdapat tulisan berjudul Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia yang menggambarkan pandangan Pram mengenai realisme-sosialis.

Pengalamannya ditahan di pulau Buru saat Orde Baru dituliskan dalam esai yang berjudul Maaf: Atas Nama Pengalaman. Ia menceritakan dirinya dengan tahanan politik yang hendak meninggalkan pulau Buru diperlakukan dengan dipaksa membuat surat pernyataan untuk tidak menyebarkan paham Marxisme, Leninisme, dan Komunisme. Tak hanya itu, mereka juga diminta untuk membuat pernyataan telah diperlakukan secara wajar di Pulau Buru.

Masih banyak lagi tulisan dan kutipan Pram yang dicantumkan dalam buku ini. Tulisan-tulisan tersebut mencakup pandangannya tentang spiritualitas, cinta, ilmu dan pengetahuan, kesusastraan, dan lain sebagainya. 

Meskipun dalam buku The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer ini kita dapat memahami ajaran-ajaran atau ideologi Pram, namun sayangnya buku ini disusun berdasarkan subjektifitas si penulis. Tofik Pram hanya merangkum buku ini dengan cara memilih karya Pram yang paling bermakna menurutnya sehingga karyanya belum semua tertuang di buku ini.

SN

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Politik Simbol Kerohanian
Next post Madu, Sumber Devisa Negara