Beragam Genre Musik di Cafe Tiban

Read Time:3 Minute, 11 Second
Jumat (24/10), Hall Student Center (SC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang tadinya berupa lapangan kosong kini bernuansakan kafe. Panggung musik di sebelah kanan lapangan dan susunan meja makan beserta bangkunya tertata mengisi lapangan tersebut. Disediakan pula tempat untuk memesan makanan bagi pengunjung dan dapur kecil di samping kiri lapangan.

Komunitas Musik Mahasiswa (KMM) Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (RIAK) UIN Jakarta tahun ini kembali menyelenggarakan Cafe Tiban dalam rangka menuju acara puncak ulang tahun RIAK ke-16. Tema yang diusung Cafe Tiban tahun ini adalah Respect The B16 Music.

Berbagai lampu panggung warna-warni menambah suasana “kekafean” Hall SC UIN Jakarta sore itu. Satu per satu pengunjung mulai memenuhi Hall SC UIN Jakarta dan acara pun dimulai. Penampilan pertama sore itu diisi oleh calon anggota proses genitika (progeni) angkatan ke-12 KMM RIAK dengan genre musik pop. Kemudian dimeriahkan dengan penampilan band dari Cibubur, Emoticon dengan genre musik Rock dan TRIAK, Band RIAK angkatan ke-11.

Acara ini juga turut dimeriahkan dengan penampilan para finalis Riakustik Festival 2014. Lima finalis yang terpilih yaitu Etnikita dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Sky Friday dari Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH), Patin Band dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Nattan Band dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi (FIDKOM), dan Jane & Three Wise Guys dari Fakultas Psikologi.

Band yang terpilih sebagai pemenang Grand Final Riakustik 2014 kali ini adalah Patin Band dari FEB. Menurut Muhammad Adzee Ridwan, manager Wali Band selaku Juri Grand Final Riakustik, Patin Band terpilih sebagai pemenang sebab band tersebut paling memenuhi syarat, “Patin kita pilih sebagai pemenang, karena Patin paling mewakili konsep akustikan yang juri harapkan serta lebih kompak daripada Band lainnya,” ujar Adzee, Jumat (24/10).

Selesai sesi akustikan, dilanjut dengan musik metal yang dibawakan oleh Satria Baju Hitam (SBH), salah satu Band andalan KMM RIAK. Disambung dengan Coaching Clinic Guitar oleh Beben Jazz yaitu belajar musik jazz lewat gitar. Dalam coaching clinic tersebut, Beben Jazz mengenalkan kepada para pengunjung, ilmu dasar mengenai musik serta perbedaan musik Jazz dengan musik lainnya. Menurut Beben Jazz, musik Jazz harus memiliki unsur swing feel, blues note, syncopasi, dan Improvisasi.

Setelah dipuaskan dengan khazanah musik jazz, Hall SC menjadi semakin meriah dengan kehadiran penyanyi dangdut, Ratu Idola. Salah satu lagu andalan Ratu Idola berjudul “Cintamu Oplosan” semakin menambah antusias pengunjung dengan “goyang pistol” nya. Ratu Idola mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada UIN Jakarta karena diberi kepercayaan untuk mengisi acara Cafe Tiban.

Ratu Idola sendiri tidak menyangka diundang di UIN Jakarta, “Saya senang melihat antusias penonton di UIN Jakarta, tadinya agak takut untuk goyang, tapi karena penontonya mengizinkan, jadi saya berani,” ungkap Ratu, Jumat (24/10). Kemudian, Ratu juga mengungkapkan harapannya untuk dapat diundang kembali di UIN Jakarta. Sebagai penutup, Pegasus Band, band ber-genre pop-rock dari Bogor ini menutup acara Cafe Tiban dengan membawa tiga lagu andalannya.

Menurut Wirda Amalia, ketua acara Cafe Tiban KMM RIAK, tema Respect The B16 Music dipilih atas apresiasi KMM RIAK terhadap segala jenis musik tanpa ada batasan genre. “Untuk ulang tahun ke-16 ini, RIAK ingin menyuarakan serta mengajak seluruh pecinta musik maupun khalayak umum untuk saling menghargai berbagai genre musik, mulai dari pop, jazz hingga dangdut” Ujar Wirda, Jumat (24/10).

Hal tersebut dibenarkan oleh Adzee Ridwan selaku manager Wali Band sekaligus Juri Grand Final Riakustik. “Meskipun tidak semua genre musik hadir dalam acara tersebut, namun pesan saling menghargai antar berbagai genre tersebut sudah cukup tersalurkan dan dapat dinikmati oleh para penontonnya,” Ujar Adzee, Jumat (24/10).

Menurut salah satu pengunjung, Deril Zakin Andiani, mahasiswi Jurusan Farmasi UIN Jakarta, acara ini cukup berkesan, “Konsep acaranya cukup beda daripada acara lain, apalagi konsep yang ditawarkan adalah konsep kafe dadakan, jadi menurut saya cukup menarik,” Ujar Deril, Jumat (24/10). Sayangnya menurut Deril, KMM RIAK kurang mensosialisasikan acaranya dan berharap agar sosialisasi acara lebih ditingkatkan lagi kedepannya.


SN 

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Gambaran Kehidupan Sosial Masyarakat Melalui Seni Lukis
Next post Panggung Keroncong Lestarikan Budaya Indonesia