Read Time:2 Minute, 10 Second
Menjelang Pemilihan Umum Raya (Pemira) satu Desember mendatang, tiga pasang calon ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) Universitas beradu visi dan misi pada acara debat kandidat di Aula Madya, Kamis (27/11).
Selain dihadiri oleh tiga pasang kandidat, acara yang bertema Pemimpin Muda Potret Masa Depan Bangsa ini juga menghadirkan empat panelis, yakni Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Ali Munhanif, tim Pembina Lembaga Kemahasiswaan Adi Prayitno, anggota Lembaga Studi Gender dan Anak Sururin, dan mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas tahun 2006, Adi Hasan.
Pasangan nomor urut satu, Muhammad Ulum dan Dedi Eka Setiawan, mengatakan akan memajukan keilmuan UIN Jakarta dengan menjunjung nilai-nilai Islam. Sebelum itu, mereka terlebih dahulu akan mempererat hubungan civitas akademika, khususnya antara anggota DEMA dan mahasiswa.
“Kami menilai, selama ini DEMA kurang eksis. Oleh karena itu, kami akan ciptakan hubungan harmonis agar produktivitas mahasiswa UIN meningkat,” ujar Ulum, mahasiswa yang aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini.
Berbeda dengan Ulum, pasangan nomor urut dua, Muhammad Ahsan dan Ahmad Khoeri, menyatakan UIN Jakarta harus menjadi kampus yang AMAN (Akademic, Multi networking, Active, and No other compare). Pasangan yang aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menegaskan, mahasiswa harus memiliki relasi di luar kampus.
Lain Ulum lain Ahsan, pasangan nomor urut tiga, Waldan Mufathir dan Fikri Abdillah memfokuskan visinya pada pembentukan sikap mahasiswa agar kritis, mandiri, dan berkarakter. “Kita akan kembangkan potensi mahasiswa di bidang akademik dan non akademik,” papar Waldan, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) ini.
Setelah pemaparan visi misi, salah satu panelis, Ali Munhanif bertanya mengenai gerakan radikal di kampus. terkait hal itu, pasangan nomor urut satu memaparkan, pergerakan radikal dapat diatasi dengan memberikan laporan hasil diskusi kepada pihak kemahasiswaan. Penyerahan laporan diskusi itu guna mengontrol kegiatan diskusi mahasiswa.
Berbeda dengan pasangan nomor urut satu, pasangan nomor urut dua menilai gerakan radikal di kampus dapat dicegah dengan menanamkan nilai-nilai pancasila dalam diri mahasiswa melalui diskusi bulanan. Sedangkan pasangan nomor tiga berpendapat lain. Menurutnya, setiap mahasiswa memiliki kebebasan dalam berkegiatan. “Selama kegiatan itu positif, DEMA akan mendukung dan memfasilitasinya,” ujar Waldan.
Semangat para calon ketua dan wakil DEMA Universitas dalam penyampaian visi misi sore itu dihiasi riuh pendukung masing-masing calon. Hal ini ditanggapi positif oleh Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan, Sudarnoto Abdul Hakim. “Gagasan itu penting. Karena dengan memiliki visi misi yang bagus, semua calon siap untuk memimpin,” paparnya.
Sudarnoto menilai, pemira sangat penting bagi mahasiswa dalam membangun sikap. Ia berharap, mahasiswa memiliki peran penting dalam membangun kampus menjadi lebih baik. “Saya yakin mahasiswa dapat memilih dengan bijak, karena pemira merupakan salah satu cara mahasiswa latihan berpolitik.”
Nur Hamidah
Average Rating