(Dok. Pribadi) |
Read Time:2 Minute, 56 Second
Menyoal demokrasi kampus, erat kaitannya dengan pemilihan umun raya (pemira). Berbagai macam sistem pun digunakan agar tercipta pemira yang adil dan damai.
Berbeda dengan pemira tahun lalu yang menggunakan sistem keterwakilan pada tingkatan universitas, Pemira 2014 menggunakan sistem one man one votesecara keseluruhan. Hal ini dikarenakan, sistem tersebut dipercaya dapat mengakomodir hak pilih mahasiswa dengan baik.
Bagaimana tanggapan Akhmad Yusuf selaku ketua Senat Mahasiswa (Sema) sebagai lembaga yang membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemira 2014. Berikut wawancara reporter INSTITUT, dengan Yusuf, Rabu (3/12).
Bagaimana sistem pemilihan pada pemira tahun ini?
Pemira tahun ini menggunakan sistem one man one vote, di mana setiap mahasiswa semester satu sampai tujuh bisa menggunakan hak suaranya untuk memilih pemimpin lembaga kampus dari semua tingkatan, baik jurusan (HMJ/HMPS), fakultas (Sema-F dan Dema-F), hingga universitas (Sema-U dan Dema-U).
Kenapa sistem pemilihan tahun ini berbeda dengan tahun lalu?
Setelah ditinjau kembali, sistem keterwakilan dinilai tidak bisa mengakomodir hak suara mahasiswa dengan baik. Tak hanya itu, mahasiswa pun tidak bisa merasakan euforia demokrasi di kampus. Hal itu dikarenakan hanya mahasiswa tertentu saja yang dapat memilih di tingkatan universitas.
Terlebih, demokrasi itu sebaiknya melibatkan seluruh mahasiswa. Oleh karena itu, sistem yang digunakan pada tahun ini adalah one man one vote. Sistem tersebut disepakati pada kongres yang diselenggarakan 27-29 April lalu dan dilanjutkan pada 3-4 Mei 2014.
Apa yang menjadi landasan sistem one man one vote diterapkan pada pemira tahun ini?
Penerapan sistem one man one vote pada Pemira tahun ini mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Organisasi Kemahasiswaan. Dalam AD/ART tersebut ditulis, Pemilihan Umum Raya, selanjutnya disebut Pemira, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan Pancasila dan AD/ART Organisasi Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lalu, bagaimana dengan sistem pemilihan sebelumnya, apakah sudah memakai sistem one man one vote?
Mengenai pemira tahun lalu, sistem yang digunakan adalah keterwakilan untuk tingkatan universitas seperti Sema-U dan Dema-U, serta sistem one man one vote untuk tingkat jurusan dan fakultas seperti HMJ/HMPS, Sema-F, dan Dema-F.
Maksud dari keterwakilan di sini, UIN Jakarta mengambil suara satu persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) setiap fakultas untuk memilih Sema-U dan Dema-U. Semisal, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) memiliki DPT sebanyak 4.000, maka satu persen jumlah tersebut adalah 40 mahasiswa.
Menurut Anda, apakah penerapan sistem one man one vote berhasil pada pemira tahun ini?
Bagi saya, yang menjadi tolak ukur keberhasilan bukan hanya terselenggaranya pemira. Tapi, bagaimana proses pemira bisa berjalan dengan baik. Hanya saja, jika dilihat dari partisipasi pemilih, pemira tahun ini terlihat belum maksimal. Hal tersebut terbukti dengan masih banyaknya mahasiswa yang golput.
Dengan persiapan yang hanya memakan waktu kurang dari satu bulan, apakah itu menjadi salah satu faktor pemira kali ini tidak berjalan maksimal?
Tak bisa dipungkiri, persiapan yang hanya sebulan membuat pemira kali ini tidak berjalan maksimal. Terbukti dari adanya permasalahan yang terjadi saat pemira. Namun, jika dinilai secara keseluruhan, pemira kali ini sudah berjalan dengan lancar, adil dan damai.
Apa harapan Anda selaku Ketua SEMA-U terhadap pemira pada tahun selanjutnya?
Berkaca pada pemira tahun ini, saya harap ke depannya tidak ada lagi keterlambatan dari segi apapun, mulai dari molornya jadwal pemilihan sampai terlambatnya pendistribusian logistik pemilihan. Jika hal seperti itu terulang kembali, maka keseluruhan acara akan kena getahnya.
Selain itu, untuk mendapatkan hasil maksimal, persiapan pemira membutuhkan waktu yang panjang dan dalam pelaksanaannya membutuhkan dukungan dari semua pihak.
AS & YA
Average Rating