Takdir Cinta Panji Inu Kertopati

Read Time:4 Minute, 6 Second
Demi bersatunya dua kerajaan Jenggala-Kediri, perjodohan menjadi jalan tengahnya. Kandasnya cinta Panji Inu Kertopati dan Dewi Anggraeni berujung pada cinta Dewi Sekartaji.

Pagelaran seni wayang topeng yang terangkum dalam acara Mozaik Budaya Jawa Timur menemani sabtu malam pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Penonton menduduki kursi yang telah tersedia dan sebagian lainnya duduk berlesehan. Semua penonton menghadap panggung yang dihiasi lampu warna merah, kuning, dan biru. 

Riuh iring-iringan musik gamelan menandakan pagelaran wayang topeng akan segera dimulai. Menyambut antusias penonton, dua pasang penari mengenakan setelan baju adat warna hijau dan biru, serta delapan penari mengenakan setelan baju adat warna merah muda memasuki panggung. Mereka menarikan tari tradisional khas Jawa Timur, Beskalan, menjadi pertanda lakon cerita perwayangan siap menghibur penonton.

Tak lama, para penari keluar ke sebelah kanan kiri panggung. Meninggalkan satu penari laki-laki memulai lakonnya sebagai Raden Panji Inu Kertopati. Sang dalang menuturkan betapa cakap, gagah dan sakti mandraguna seorang Pangeran dari Kerajaan Jenggala ini. Dengan berjalan memutar sambil bertutur “Katrisnan kulo, kaliyan Dewi Anggraeni mboten enten tandingipun.” Mengartikan bahwa ia cinta akan Dewi Anggraeni tanpa tandingan.

Kemudian, ayah Kertopati keluar dengan suara keras berkata bahwa ia telah menjodohkan Raden Panji Inu Kertopati dengan Putri Mahkota Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri. Guna menyatukan dua kerajaan, Jenggala dan Kediri, pernikahan ini pantas untuk dilaksanakan. Kejadian ini sontak membuat Raden Panji menolak kesepakatan tersebut lantaran cintanya pada Dewi Anggraeni. Ayah Kertopati tanpa berpikir panjang tolak restui cinta anaknya.

Selanjutnya, kedua pewayang keluar meninggalkan panggung dengan suara dentuman musik tanda selesainya adegan tersebut. Tak lama berselang, muncul pewayang wanita dengan lakon Dewi Anggraeni yang menunggu kekasih tercintanya Raden Panji Inu Kertopati. Lalu, Raden Panji mengajak Dewi Anggraeni untuk menikah mengingat akan cinta keduanya.

Walaupun Raden Panji ingat akan titah ayahnya tentang perjodohannya dengan Putri Kerajaan Kediri tak membuat dirinya gusar akan cinta sejatinya. Namun, ayah Kertopati gusar bahwa anaknya telah menolak perjodohan tersebut. Dengan suara lantang, ia memanggil Patih Udopati Metolo, saudara dekatnya.

Ia memerintahkan Patih untuk membunuh Dewi Anggraeni, “Yowes, patenono Dewi Anggraeni,” mengingat bahwa ialah satu-satunya penghalang.Keberadaan Dewi Anggraeni dianggap dapat merusak hubungan dua kerajaan di Jawa Timur ini. Patih Udopati Metolo pun bingung mencari cara untuk membunuh Dewi Anggraeni.

Iringan musik kembali bersahutan, Raden Patih Inu Kertopati dan Dewi Anggraeni beriringan masuk pentas dan menari bersama. Tak lama, Patih Udopati Metolo muncul ke pentas dengan membawa sebuah berita. Patih menceritakan bahwa ayah Kertopati sakit keras menuntut kepulangan Raden Panji Inu Kertopati.

Mendengar berita tersebut, Raden Panji pun berjalan segera pulang menemui sang ayah. Tinggalah dua wayang, Dewi Anggraeni dan Patih Udopati Metolo  yang saling bertatapan. Patih pun menceritakan bahwa dirinya diutus membunuh Dewi Anggraeni untuk memisahkannya dengan Raden Panji Inu Kertopati.

Adegan pun berlanjut, Dewi Anggraeni kentara sedih,lantaran dirinya menjadi penghalang Raden Inu Kertopati. Sambil mengangkat sebelah tangan ke kepala, ia berputar dan berkata“Nggeh sampun mekoten panci sanes jodohipun kulo.” Kenyataan bahwa ia tidak berjodoh dengan Raden Panji, ia pun menghunuskan keris ke tubuhnya. Dewi Anggraeni pun mati bunuh diri.

Mengetahui cintanya mati, Raden Panji Inu Kertopati naik pitam. Ia pun mencari siapa pembunuh istrinya dengan cara menjajah ke kerajaan-kerajaan lain. Entah bagaimana,Raden Panji Inu Kertopati, tiba di dunia roh.

Saat itu, ia bertemu dengan roh Dewi Anggraeni yang terlihat sedih menatap roh Raden Panji Inu Kertopati. Dewi Anggraeni menyampaikan bahwa dirinya memang tidak berjodoh dengan Raden Panji, “Nggeh sampun kakang, panjenengan kaleh dalem, sanes jodohipun, jenengan kesahke mawon, mugi-mugi laen wedal saget kepanggeh maleh” Dewi Anggraeni pun meminta Raden Panji untuk pergi dengan ikhlas dan berjanji akan bertemu lagi dengannya.

Selanjutnya, Raden Panji telah sampai di Pulau Bali. Raden Panji Inu Kertopati bertemu dengan Raden Panji Jayang Tilam, perubahan wujud dari Dewi Sekartaji. Keduanya terlibat perselisihan sampai menimbulkan peperangan. Raden Panji Inu Kertopati yang terkenal sakti mandraguna akhirnya mampu mengalahkan Raden Panji Jayang Tilam. Setelah kalah, Raden Panji Jayang Tilam mengubah wujud aslinya menjadi Dewi Sekartaji.

Melihat kejadian tersebut, Raden Panji Inu Kertopati sadar bahwa selama ini perjalanan cintanya adalah sebuah kesalahan. Jodoh sebenarnya ialah Dewi Sekartaji, ia pun meminta maaf kepada Dewi Sekartaji karena sempat menolaknya.

Mengetahui hal tersebut, Dewi Sekartaji enggan memaafkan Raden Panji Inu Kertopati. Tak berhenti sampai di situ, ia pun merayu Dewi Sekartaji agar bersedia menerima dirinya. Pada akhirnya, Dewi Sekartaji pun mau menikah denganRaden Panji Inu Kertopati. Kisah petualangan cinta Raden Panji Inu Kertopati berakhir pada Putri Kerajaan Kediri.

Itulah lakon cerita dari Pendidikan dan Pelatihan Anjungan Jawa Timur dalam pagelaran wayang topeng dari kisah asli Kediri, Jawa Timur berjudul “Panji Reni”. Dengan sutradara Ki Soleh Adi Pramono dari Padepokan Mangun Darmo di panggung Candi BentarTMII, Sabtu (17/9). Pelatih tari, Heri Suprayitno mengungkapkan betapa kecintaannya dengan kisah dari Jawa Timur ini. Berharap penonton juga ikut menikmati kisah Raden Patih dan Dewi Sekartaji.

“Lakon wayang topeng ini unik dan jarang, aku kepingin memperkenalkan kepada warga Jakarta, ini loh kebudayaan Jawa Timur yang hampir punah tergerus jaman,” tutupnya, Sabtu (17/9).

Eli Murtiana

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Ambiguitas Bahasa Indonesia
Next post Gengsi Elit Politik Bayangi Pilgub DKI