Read Time:2 Minute, 55 Second
Dua kali dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dipangkas. Mahasiswa dan pegawai pun terkena imbasnya.
UIN Jakarta mendapat pemangkasan BOPTN. Total pemotongan anggaran yang harus diterima UIN Jakarta sepanjang tahun 2016 ini mencapai Rp42 miliar. Imbasnya, beberapa kegiatan mahasiswa dan pegawai terhambat.
Salah satu kegiatan mahasiswa yang terkendala adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Komunitas Musik Mahasiswa Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan (KMM-RIAK). Ketua KMM-RIAK Achmad Daud Darmawan mengeluhkan sulitnya mencairkan dana kegiatan mahasiswa. Berbagai cara pun dilakukan untuk memenuhi kekurangan dana, salah satunya adalah mencari dana usaha.
Untuk mencairkan dana di Bagian Kemahasiswaan, Daud menuturkan sudah lima kali bolak-balik mendatangi Bagian Kemahasiswaan UIN Jakarta untuk mengambil uang kegiatan. Namun, dana yang dibutuhkan tak kunjung turun. “Padahal kita butuh Rp9 juta untuk acara LEDAK RIAK yang akan digelar Desember mendatang,” paparnya, Selasa (15/11).
Tak hanya kegiatan mahasiswa yang terhambat, mulanya Pemilihan Umum Raya (Pemira) pun terancam. Namun, menurut Ketua Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) Wahid Hasyim, acara pemilihan pempimpin mahasiswa di jurusan, fakultas dan universitas ini mendapatkan talangan dari BLU. “Untuk Pemira dapat pinjaman uang,” paparnya saat dihubungi lewat telpon Sabtu (19/11).
Merespons hal tersebut, Staf Bendahara Pengeluaran Pembantu Kemahasiswaan, Joko Mulyono memaparkan, sebenarnya sudah banyak berkas pengajuan pencairan dana kemahasiswaan. Dari semua proposal tersebut dapat dijumlah sekitar Rp130 Juta uang kegiatan mahasiswa yang sebenarnya dijanjikan akan cair pada 16 November 2016. Namun, hingga ditulisnya berita ini dana tersebut belum juga turun. “Setiap hari saya dikejar mahasiswa yang ingin mencairkan uang,” ujarnya, Selasa (15/11).
Di tempat yang berbeda, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Yusron Razak mengungkapkan, pemblokiran dana oleh Direktur Jendral Anggaran Kementerian Keuangan adalah penyebab utama macetnya dana. Terpaksa beberapa alokasi dana mahasiswa terhambat, di antaranya adalah untuk Pemilihan Umum Raya, Student Achievment Awards, dan dana kegiatan mahasiswa. Tak hanya itu, penelitian dan seminar mahasiswa pun ditiadakan.
Sambil menunggu dana BOPTN yang masih terblokir, lanjut Yusron, pihak kemahasiswaan mengajukan peminjaman dana BLU sebesar Rp200 juta. Namun, dana yang dipinjamkan tersebut hanya cukup untuk membiayai Pemira saja. ”Karena Pemira paling mendesak dan yang lain akan menyusul sambil menunggu cair,” tuturnya, Rabu (9/11).
Terkait hal itu, Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada membenarkan bahwa dirinya yang telah menerima pengajuan peminjaman dana BLU sebesar Rp200 juta untuk kegiatan mahasiswa. “Saya yang kelak akan menangung semua risiko dari peminjaman dana tersebut,” ucapnya, Rabu (16/11).
Tak hanya mahasiswa, pegawai pun turut terkena imbas pemangkasan anggaran. Kepala Sub Bagian Bina Bakat dan Minat Mahasiswa kemahasiwaan UIN Jakarta Yusuf menuturkan, hingga sekarang uang makan pegawai bulan Oktober yang biasa diterimanya bersamaan dengan gaji belum juga dibayarkan. ”Katanya pembayaran akan digabung dengan uang makan bulan depan,” paparnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (18/11).
Pemblokiran uang makan tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Organisasi Kepegawaian dan Peraturan Perundang-undangan Kuswara. Menurutnya, memang terdapat pemblokiran uang makan untuk seluruh pegawai. Namun, uang tersebut akan diganti pada bulan berikutnya. ”Sebenarnya imbas pemangkasan APBN tak boleh menyentuh hak pegawai,” tuturnya, Selasa (16/11).
Kepala Bagian Perencanaan Edi Suandi menuturkan, walaupun ada pemangkasan anggaran harusnya tak akan mengurangi gaji pegawai dan dana kegiatan mahasiswa. Makanya, untuk saat ini status dana tersebut masih diblokir. “Jadi beberapa uang kegiatan mahasiswa dan uang makan pegawai masih belum bisa dibayar karena menunggu pemblokiran dibuka,” ungkapnya, Senin (14/11).
Edi menambahkan, sejak awal pemotongan BOPTN ia telah merencanakan dan membatalkan beberapa anggaran yang dianggap kurang penting. “Contohnya adalah penelitian, pelatihan untuk pegawai serta dana pengabdian masyarakat,” jelasnya.
Lia Esdwi Yani Syam Arif
Average Rating