Read Time:2 Minute, 33 Second
Judul Buku : Citizen Jurnalism
Penulis : Pepih Nugraha
Penerbit : Kompas
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 192 halaman
Banyak istilah yang dikenal sebelum meluasnya istilah Citizen Journalism seperti halnya Civic Journalism, Participatory Journalism, atau Public Journalism. Kini,Citizen Journalism mulai dikenal secara luas setelah situs berbasis users generated content bernama OhmyNews lahir di Korea Selatan pada awal 2000-an.
Citizen journalism dimaksudkan sebagai kegiatan warga biasa yang mengumpulkan dan melaporkan fakta atas sebuah peristiwa. Tak hanya itu, merekajuga menyusun, menulis, dan melaporkan hasil liputannya. Citizen journalism dengan jurnalis professional saling berhadapan, di mana keduanya sama sama memiliki wadah dalam menyalurkan kinerjanya. Jika jurnalis professional memiliki media massa masing masing, citizen journalism juga mempunyai sosial media dalam menyalurkan kinerjanya.
Awalnya, publik masih meragukan laporan yang disalurkan dari citizen journalism. Mereka banyak mendapat cibiran dari berbagai kalangan masyarakat. Namun, setelah adanya suatu kasus yang terjadi, barulah masyarakat sadar akan peran dari citizen journalism. Peran mereka tak bisa dianggap remeh, terutama dalam hal menulis dan melaporkan berita.
Salah satu peran citizen journalism ketika peristiwa berdarah yang terjadi di Mumbai. Ada beberapa orang tersandera teroris yang melaporkan kejadian detik demi detiknya. Mereka ini melaporkan peristiwa ini melalui sosial media Twitter. Media CNN pun mengabadikan momen ini tanpa melibatkan peran jurnalis professional.
Citizen journalism dapat diidentifikasi sebagai warga biasa yang tak terlatih seperti layaknya wartawan professional. Dengan peralatan teknologi yang dimilikinya, mereka memosisikan dirinya sebagai saksi mata dalam suatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Citizen Journalism memiliki beberapa unsur antara lain warga biasa, bukan wartawan professional, dan terkait fakta atau peristiwa yang terjadi.
Apakah kegiatan citizen journalism harus mengikuti aturan yang berlaku umum pada jurnalisme arus utama? Apakah citizen journalismpunya kode etik dan aturan sendiri yang berbeda dengan jurnalisme arus utama?
Menurut pengamatan dan analisis Editor Senior Poynter Institute for Media Studies Stave Outing, ada sebelas lapisan citizen journalism yang tertuang dalam artikelnya The 11 Layer Of Citizen Journalism. Salah satu poinnya yakni opening up to public comment, yaitu memberi komentar pada sebuah postingan.
Citizen journalism juga dituntut memiliki naluri yang sama sebagaimana naluri jurnalis professional dalam menentukan apa yang akan ditulisnya. Namun, mereka tak harus sama persis untuk menyamai naluri si jurnalis professional itu sendiri. Tetapi kemudian muncul pertanyaan, apakah naluri citizen journalism yang tak setajam jurnalis professional lantas menjadikan berita mereka menjadi tidak bermutu? Belum tentu juga, tergantung dari sisi mana melihatnya.
Lantas, apayang bisa digarap oleh citizen journalism? Apakah berita penting yang mengarah ke bentuk lugas? Ataukah berita menarik yang mengarah ke bentuk berita halus? Hal itu tergantung dengan kondisi yang ada. Namun kenyataannya, saat ini penulisan berita bentuk halus lebih banyak digunakan oleh citizen journalism di seluruh dunia.
Buku yang ditulis oleh Pepih Nugraha ini berisi tentang pandangan, pemahaman, dan pengalamannya dalam menyikapi meluasnya istilah citizen journalism. Dalam buku ini menjelaskan tentang perbedaan jurnalisme warga dan jurnalisme professional. Tidak hanya itu, buku ini juga turut memeparkan bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh seorang jurnalis warga.
AZ
Average Rating