Bukit Lawang nan Menawan

Read Time:2 Minute, 40 Second

Menjadi rumah bagi primata langka, orangutan berkembang di Bukit Lawang. Ekowisata ini pun memiliki segudang tempat wisata yang menawan wisatawan.

Bukit Lawang destinasi terbaik bagi pecinta keindahan alam. Tak hanya memiliki panorama alam yang eksotis, adanya penangkaran dan pengamatan Orangutan Sumatera—Pongo abelii—menjadi daya tarik tesendiri bagi wisatawan. Wajar bila tempat ini menjadi salah satu objek wisata andalan Sumatera Utara yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan domestik dan mancanegara.

Untuk memulai perjalanan ke Bukit Lawang, sebaiknya pelancong bergerak kala matahari masih sedikit memunculkan wujudnya. Jika berangkat dari Bandara Internasional Kuala Namu, maka pilihan transportasi terbaik adalah dengan menggunakan Bus Damri jurusan Kota Binjai. Perjalanan itu akan memakan waktu dua jam. Sesampainya di Kota Binjai, perjalanan pun dapat dilanjutkan dengan menggunakan angkot tujuan Bahorok.

Bukit Lawang bertempat di Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Dari Kota Binjai, jarak tempuh ke sana berkisar 68 kilometer dengan durasi perjalanan 2-3 jam. Bukit Lawang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi, pelancong akan disuguhkan dengan panorama alam yang menarik. Topografi yang berbukit dengan udara sejuk akan memanjakan mata. Namun, perjalanan tak akan mulus seperti yang dibayangkan. Akses masuk Bukit Lawang masih sulit dikarenakan jalanan yang belum rata diaspal, kebanyakan masih berlubang.

Sesampainya di Bukit Lawang, pelancong yang ingin melihat orangutan harus terlebih dahulu menyeberangi sungai hingga ke bagian hulu. Sayang, tidak setiap waktu pelancong dapat melihat primata langka tersebut. Kunjungan penangkaran orangutan ini dibuka dua sesi, pada pukul 09.00 WIB sampai  10.00 WIB. Kemudian  untuk sesi kedua pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Di sisi lain, sepanjang perjalanan menuju penangkaran, pelancong akan disegarkan dengan suara gemericik derasnya air Sungai Bahorok. Pepohonan yang rindang meneduhkan hingga kicauan burung liar siap menyambut pelancong. Ekowisata ini terkenal dengan arus sungai yang deras, jernih dan dingin, paket komplit ini menjadikan bukit lawang sebagai tempat pemandian alam yang menakjubkan. Pelancong dapat merasakan kesegaran air sungai dengan berendam dan bermandi sambil menikmati keindahan alam sekitar.

Bosan berendam di pemandian, pelancong dapat bermain tubing yaitu menghanyutkan diri dengan menggunakan ban dalam. Tubing sangat menantang mental, pelancong harus bisa berenang sebelum mencobanya. Aktivitas ini memacu adrenalin karena keseruan tubing didapat ketika pelancong terombang-ambing di atas arus sungai.

Ada satu objek lagi yang cukup menarik untuk dikunjungi, yaitu Goa Kampret. Goa ini dihuni oleh ribuan kelelawar yang bergantungan di langit-langit goa. Banyaknya kelelawar tersebut menambah kesan mistis goa tersebut. Pelancong pun dihimbau untuk berhati-hati kala memasuki mulut goa. Memiliki kepekaan telinga yang tinggi membuat kelelawar dengan mudah terusik jika ada yang berisik.

Jarak untuk menuju Goa Kampret dari pusat wisata Bukit Lawang hanya berkisar 2-3 km menuju ke dalam hutan. Pelancong disarankan untuk menggunakan jasa pemandu wisata jika ingin ke sana. Karena jalur menuju gua cukup terjal, pemandu dibutuhkan untuk bisa menuntun pelancong agar mengikuti trek perjalanan yang sudah ditentukan.

Namun, pelancong yang ingin berlama-lama menikmati udara sejuk dan alami, di sana banyak penginapan yang dapat dipesan, mulai dari  kelas ekonomi hingga berkelas. Penginapan-penginapan tersebut sangat menarik hati. Tak hanya itu, lokasi penginapan ada yang dekat maupun jauh dari keramaian. Harga yang ditawarkan pun begitu terjangkau tanpa perlu merogoh kocek terlalu dalam.

Alfarisi Maulana

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Mahasiswa UIN Jakarta yang Tidak Bisa Membaca
Next post Ungkap Kebohongan Rezim