Lahan Cikuya, Tangerang akan segera dibangun asrama mahasiswa dan fasilitas
Fakultas Pertanian. Berbeda, Lapangan Triguna belum mendapat kepastian.
Delapan bulan sudah berlalu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
berada dibawah kepemimpinan Amany Burhanuddin Umar Lubis. Pada Rabu (7/8), Rektor
UIN Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis membuka Rapat Pleno II Senat Universitas
untuk menyampaikan Rencana Kerja Rektor tahun 2019. Ia menyebutkan, UIN Jakarta akan
membangun stadion bawah tanah senilai Rp1 triliun untuk meningkatkan prestasi
nonakademik mahasiswa.
Stadion olahraga utama berada di permukaan Lapangan Triguna. Auditorium, museum,
kafetaria, dan sarana olahraga indoor lainnya akan disusun tiga hingga empat lantai ke
bawah. Selain itu, akan dibuat terowongan yang menghubungkan stadion dengan Student
Center dan Kampus II di Jalan Kertamukti.
Lebih menjadi prioritas, UIN Jakarta juga tengah mengusulkan proyek pengembangan lahan
Cikuya, Tangerang kepada Kementerian Agama (Kemenag). Setelah adanya temuan Badan
Pemeriksa Keuangan bahwa lahan tersebut ditelantarkan, UIN Jakarta pun akan membangun
Agro-Edu Park, Asrama Mahasiswa Baru, Pusat Bahasa, Student Center, dan Fakultas
Pertanian (Faperta) serta laboratoriumnya.
Proyek lahan Cikuya tersebut memanfaatkan 16 hektar dari 40 hektar tanah yang ada. Agro-
Edu Park dan laboratorium akan menjadi sarana penunjang perkuliahan Mahasiswa Faperta.
Asrama Mahasiswa Baru berkapasitas 7500 orang kelak menjadi program rutin setiap
tahunnya. Nantinya, Mahasiswa baru wajib diasramakan selama dua semester pertama.
“Proyek lainnya menyusul karena masih ada proses pembebasan lahan Cikuya,” tutur
Amany, Kamis (19/9).
Namun, proyek pembangunan stadion yang rencananya akan dimulai pada tahun 2020
tersebut tak berjalan sesuai harapan semula. Hingga kini, plang usang ‘Akan Segera
Dibangun Stadion Olahraga’ di Lapangan Triguna nyatanya tak kunjung mendapat validitas.
Reporter Institut menghubungi Kepala Bagian Perencanaan UIN Jakarta Kuswara perihal
kelanjutan rencana pembangunan tersebut. Ia pun mengatakan, proyek tersebut saat ini belum
dianggarkan. “Tidak tahu kapan pelaksanaannya dan akan dapat dana atau tidak,” ujar
Kuswara, Selasa (10/9).
Sama halnya dengan Kuswara, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Andi Faisal Bakti
berkomentar hal serupa. Bahkan ia mengatakan, proyek tersebut dibatalkan karena terhalang
masalah dana. Untuk mendapat dana pembangunan, sebuah proyek harus disetujui oleh
Kementerian Agama terlebih dahulu. Sementara itu, proyek tersebut baru ada pada tahap
pengusulan.
Walaupun pada Jumat (9/8) silam, Nota Kesepahaman UIN Jakarta dengan Institut Teknologi
Bandung telah terjalin seakan pembangunan tinggal selangkah lagi. Nyatanya, Nota
Kesepahaman yang telah ditandatangani baru dalam lingkup Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk tahap kerja sama yang lebih detail, akan dilakukan ketika mulai ada proses
riil dari proyek. “Kalau sudah ada kepastian, barulah dijalin Perjanjian Kerja Sama,” pungkas
Andi.
Reporter Institut kemudian menemui Amany di Gedung Rektorat pada Kamis (19/9). Ia
menyampaikan hal yang berbeda. Amany membenarkan adanya proyek pembangunan
stadion bawah tanah, tetapi belum diprogramkan ke depannya. Hal ini dikarenakan adanya
pembatasan pengusulan proyek oleh Kemenag. “Bukan kendala dana, tetapi karena aspek
keadilan bagi kampus lain,” tegas Amany.
Amany menambahkan, sudah waktunya untuk UIN Jakarta melejit. UIN Jakarta menurutnya
harus melakukan lompatan kinerja, prestasi, karya, maupun pada sektor pembangunan untuk
terus bergerak maju. Walaupun Ia beranggapan mendapat pandangan pesimis dari Kemenag
terkait pemanfaatan dana untuk program pembangunan. Lebih lanjut, pemeliharaan sarana
prasarana juga menjadi sebuah tanggung jawab yang Kemenag pertanyakan. “Harusnya
dipercayakan dulu ke pihak kampus,” tuturnya.
Terkait berita proyek pembangunan stadion bawah tanah, Mahasiswa Agribisnis Muhammad
Rafli Ramadhana yang juga aktif di olahraga basket itu sangat antusias. Kegiatan
perolahragaan akan lebih kondusif menimbang kondisi Hall Student Center yang terbuka.
Namun, jika pengadaan fasilitas penunjang minat dan bakat mahasiswa tersebut hanya
sekedar wacana, Rafli akan turut kecewa. “Buat apa gembar-gembor berita kayak begitu
kalau memang belum pasti,” kata Rafli, Jumat (20/9).
Senada dengan Rafli, salah seorang anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Federasi Olahraga
Mahasiswa (Forsa) Syahrul Furqon mengatakan, banyak pertimbangan yang menjadi masalah
pada pembangunan besar ini. Akan tetapi, jika wacana tersebut benar terealisasi, sarana
tersebut sangat membantu mahasiswa yang membutuhkan. Di sisi lain, ia pun tidak merasa
heran jika proyek dibatalkan. “Namanya rektor baru, banyak hal manisnya,” ungkap Syahrul,
Sabtu (21/9).
Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram
Average Rating