Menentang Eksploitasi Anak

Menentang Eksploitasi Anak

Read Time:3 Minute, 5 Second
Menentang Eksploitasi Anak

Judul : Capernaum
Tahun : 2018
Genre : Drama
Sutradara : Nadine Labaki

Dalam nestapa Zain menjalani hidup di mana kasih sayang orang tua terkalahkan olehg egoistis Di mana orang tua mengeksploitasi buah hati mereka hanya untuk bertahan hidup. Tindakan kekerasan pada anak sering kali terjadi. Kekerasan pun biasanya datang dari lingkup keluarga. Dampak dari kekerasan bukan hanya tampak dari fisik atau pelecehan seksual tapi sikap mengabaikan anak juga termasuk bentuk kekerasan pada anak. Kekejian terhadap anak ini direpresentasikan dalam film Capernaum yang disutradari Nadine Labaki.

Berawal dari kondisi kota Beirut kini dengan kemiskinan yang luar biasa. Sehingga berimbas pada anak-anak dengan sifat orang tua mengabaikan serta mempekerjakan anaknya yang terpenting perut mereka terisi dan tidak kelaparan, hal seperti ini dialami oleh Zain Al Hajj
seorang anak berumur 12 (Zain Al Rafee).

Suatu hari Zain menjadi terdakwa atas percobaan pembunuhan terhadap pria paruh baya bernama Assaad dan mendekam di penjara Roumieh untuk anak di bawah umur selama lima tahun. Kasusa Zain tersebut diungkit kembali dan dibawa ke pengadilan dengan Zain sebagai penuntutnya. Dengan sebuah pernyataan yang menohok “Saya kecewa kepada orang tua saya” karena telahe melahirkannya

Masalah mulai muncul saat Assaad tertarik dengan Sahar adik Zain yang masih berumur 11 tahun. Keegoisan Selim dan Souad Al Hajj – orang tua Zain dengan menikahkan Sahar dengan Assaad. Maksud pernikahan tersebut, mereka ingin meringankan beban hidup keluarga serta agar anak mereka tidak kelaparan.

Mengetahui hal itu, Zain tak terima atas perlakuan orang tuanya terhadap saudarinya dan merencanakan angkat kaki dengan membawa Sahar. Nasi pun sudah menjadi bubur tak lama setelah itu Selim dan Souad langsung menyerahkan Sahar ke tangan Assaad untuk segera dinikahkan.

Muak dengan kelakuan orang tuanya yang menjual anaknya ke tangan lelaki bejat Assad, ia pun pergi dari rumah. Di sisi lain, ia juga bertemu dengan perempuan bernama Rahil (Yordanos Shiferaw) pekerja asal Ethopia yang bermigrasi ke Lebanon menjadi warga illegal. Rahil telah menjadi orang tua tunggal dari seorang balita yang akrab dipanggil Yonas. Dengan kehidupan
serba susah ia menghidup putranya hingga ketika bekerja pun Rahil membawa Yonas

Pertemuan Rahil dengan Zain membawa rasa percaya Rahil untuk menitipkan Yonas saat ia tidak ada di rumah dan Zain sendiri menganggap Yonas sebagai adiknya. Hingga suatu ketika Rahil akan pergi Souk dan dia tidak akan kembali meninggalkan Zain beserta Yonas. Hari demi hari sudah terlewati tanpa adanya Rahil. Untuk melanjutkan hidup meraka berdua, Zain yang masih seorang anak kecil melakukan berbagai cara untuk menghidupinya dan Yonas yang masih membutuhkan susu.

Di tengah kelaparan, Zain menemui toko Aspro untuk mencari keberadaan Rahil tetapi
kenyataannya Rahil tidak ada di sana. Sementara itu pemilik Aspro mengingikan Jonas untuk dieksploitasi, Zain pun menolak. Sayangnya, Zain putus asa dan menyerahkan Yonas ke tangan Aspro dengan imbalan diberangkatkan ke Turki dengan syarat-syarat menyertakan surat
kelahiran Zain dan data kependudukannya untuk membuat paspor.

Zain pergi kembali ke rumah orang tuanya untuk mencari suarat tersebut. Akan tetapi kenyataan pahit selalu menyertainnya, ia mendapat kabar bahwa Sahar meninggal dunia setelah 3 bulan mengandung anak Assaad sebab usia anak 11 tahun yang memang masih belum belum produktif.

Dengan amarah ia membawa sebilah pisau dan ia berlari tergesa ke kediaman Assaad untuk menikam. Percobaan pembunuhan yang hanya melukai Assaad nyatanya tetap membawa Zain meringkuk di rumah tahanan.

Di balik jeruji besi, ia terpikir untuk melakukan telpon interaktif pada salah satu program d istasiun televisi karena menonton program tersebut yang menyuarakan tentang keadilan bagi anak-anak. Dia menyapaikan sebuah pesan untuk orang dewasa yang tidak mampu membesarkan anak-anaknya. Sebuah cerita untuk para orang tua yang mentelantarkan dan mengabaikan suara
hati anak mereka.

Film yang berjudul Capernaum yang mendapat nominasi Oscar serta penghargaan standing ovation di Festival Film Cannes pada 2018. Tak hanya itu, para aktor yang berlaga di film Capernaum non-profesional dengan mempresentasikan pengalaman hidup mereka dalam pembuatan film ini menjadikan terlihat natural.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Kupas Proyek di Balik Rencana Previous post Kupas Proyek di Balik Rencana
Gejolak Potensi Diri Pemuda Next post Gejolak Potensi Diri Pemuda