Gejolak Potensi Diri Pemuda

Gejolak Potensi Diri Pemuda

Read Time:2 Minute, 47 Second

Gejolak Potensi Diri Pemuda

Tak hanya remaja, YRI pun merangkul pemuda usia produktif. Para Impactman bersama-
sama menjalankan berbagai program agar pemuda sadar atas potensinya. Perjalanan Rinaldi Nur Ibrahim merintis Youth Ranger Indonesia (YRI) berawal saat ia menjalankan program kerjanya sebagai Duta Generasi Berencana (Genre) Jakarta Selatan. Program Genre tersebut bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada remaja. Pria yang akrab disapa Inal tersebut mengatakan, tiga fokus masalah utama yang terjadi pada remaja adalah seks bebas, pernikahan usia dini, dan narkoba.

Menurut Inal, peningkatan soft skill dan produktivitas remaja dapat membantu menangani hal tersebut. Buah pikir Inal akhirnya melahirkan suatu program bernama Genre Icon pada Juni 2018. Salah satu kegiatannya adalah Ngobrol Asik—diskusi online via Whatsapp dengan mengundang beberapa ahli pengembangan potensi diri. Sampai September 2018, lebih dari seribu remaja usia 10 sampai 24 tahun telah berpartisipasi pada berbagai kegiatan Genre Icon.

Melihat banyaknya remaja yang tertarik, Inal tidak ingin berhenti di situ. Ia pun berniat untuk meneruskan programnya di luar naungan Duta Genre. Seiring berakhirnya kegiatan Duta Genre, Genre Icon pun beralih menjadi YRI pada pertengahan September 2018. Target partisipan YRI pun lebih luas, yaitu pemuda usia 15 sampai 64 tahun. “Supaya makin banyak juga orang yang bisa ikut produktif di usia mudanya,” ungkap Inal, Senin (9/9).

Inal tentunya tak merintis YRI sendirian. Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut turut mengajak Mawapres lainnya. Mereka adalah Glenzi Fizulmi dari UIN Jakarta, David Wijaya dari Institut Teknologi Bandung, Syifa Kenedi dari Universitas Malikussaleh, dan Made Gilang Sedayu dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Glenzi Fizulmi mengaku, banyak tantangan yang harus dilewati ketika merintis YRI. Mereka saling belajar dan bekerja sama hingga akhirnya mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Alhasil, YRI resmi dikukuhkan tepat pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018. Rekrutmen Impactman—sebutan untuk tim pengurus YRI—pun dibuka.

Sampai sekarang, terdapat sekitar 60 Impactman yang tersebar di seluruh Indonesia. “Kita menghasilkan Impactman yang produktif dan berkualitas,” ungkap Glenzi, Kamis (12/9). Tak hanya melalui Whatsapp, YRI juga menjalankan program online melalui Youtube dengan konten Tokoh Kita dan Instagram dengan konten Tips & Trick Pemuda. Lewat program tersebut, para tokoh inspiratif memberikan kiat-kiat kepada para pemuda untuk mengembangkan potensinya. Selain program online, YRI juga menggelar berbagai program offline.

Sebagai misal, Youth Public Speaking and Grooming Class yang membahas kepercayaan diri
dalam berkomunikasi dan berpakaian layak secara profesional. Ada pula Youth Scholarship Event yang memberikan informasi mengenai beasiswa. Tak kalah seru, terdapat program pembinaan pengembangan diri pada acara YRI Goes to Jakarta: Empowering Youth Potential. Paling baru, YRI berkolaborasi dengan Katalisator Muda Indonesia mengadakan gelar wicara dalam rangka kampanye Kekerasan Itu #TidakMewakiliSaya di Bandung, Minggu (15/9).

Salah seorang Impactman bernama Fildzah Izzati Ishmah mengaku, ia bergabung dengan YRI karena tertarik di bidang kepemudaan. Pembinaan dan pelatihan untuk mengembangkan soft skill juga menjadi hal yang cukup menarik baginya. Setelah ikut menjadi penyelenggara beberapa program YRI, Fildzah merasa lebih percaya diri dan relasinya menjadi lebih luas. “Produktif dan selalu berpikiran positif karena pengaruh lingkungan YRI,” tambah Fildzah, Kamis (12/9).

Good Environment with Productive Teenagers Will Bright Our Future, begitulah moto Glenzi. Ia berpesan kepada seluruh pemuda untuk memanfaatkan masa muda mereka dengan sebaik mungkin. Karena menurutnya, sebaik-baiknya pemuda adalah pemuda yag bisa bermanfaat bagi masyarakat. “Jangan pernah takut untuk memulai, jadilah pemuda yang tidak hanya mempunyai satu fokus,” pungkas Glenzi.

Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Menentang Eksploitasi Anak Previous post Menentang Eksploitasi Anak
Next post Cacat Pikir Mengelola Demokrasi Kita