Mereka Ada, Serasa Tiada

Mereka Ada, Serasa Tiada

Read Time:2 Minute, 10 Second

Judul : Eksil

Tahun Rilis : 2022

Genre : Dokumenter, Sejarah

Durasi : 1 jam 59 menit

Sutradara : Lola Amaria

Skor : 8.5/10 (IMDb)

Eksil merupakan film dokumenter sejarah yang disutradarai oleh Lola Amaria. Film ini menampilkan para eksil: Hartoni Ubes, Asahan Aidit, dan lainnya, melalui latar belakang berbagai waktu wawancara dan negara mereka tinggal. Sesuai judulnya, film ini bercerita tentang kehidupan para eksil.

Merujuk kepada definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksil memiliki arti keluar dan terpinggirkan. Arti kata ini sangat kental dengan asal-usul cerita orang-orang ini sehingga mendapat julukan “eksil”. 

Film ini bercerita tentang para cendekiawan yang dikirim oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, untuk menimba ilmu di luar negeri pada awal 1960-an. Pengiriman para mahasiswa itu juga bersamaan dengan harapan mereka kembali ke Indonesia untuk mendukung pembangunan negeri. 

Namun, tidak disangka bahwa perjalanan mereka akan berlangsung sangat lama. Beberapa tahun kemudian terjadi peristiwa besar pergolakan politik dan pembunuhan massal untuk melenyapkan apa pun tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Selama masa tersebut, para cendekiawan tersebut diinterogasi, diancam, hingga dicabut hak kewarganegaraannya sehingga tidak bisa kembali ke tanah air.

Tidak berhenti di situ, mereka juga diasingkan ke negara-negara Eropa—bahkan di daerah terpencilnya—seperti Belanda, Jerman, Swedia, dan Ceko tanpa status kewarganegaraan. Selama masa diasingkan tersebut mereka kehilangan banyak hal berharga dan hak-haknya. Jauh dari keluarga, berpisah dengan istri dan anaknya, hingga tidak berkesempatan melihat orang tuanya sebelum meninggal.

Sekitar 35 tahun kemudian, setelah Indonesia memasuki era reformasi, para eksil bisa berkunjung ke Indonesia dengan paspor kewarganegaraan barunya. Mereka bisa bertemu sapa kembali dengan keluarga mereka. Tetapi, berbagai intimidasi tetap tidak lepas dari setiap langkah mereka. Tentu saja hal itu membuat para eksil merasa takut dan tidak aman untuk menginjakkan kakinya kembali di Indonesia.

Secara keseluruhan, film ini mengungkapkan pengalaman sejarah kelam tahun 1965 di Indonesia melalui kacamata para eksil. Film ini juga menyampaikan pelajaran tentang hak asasi manusia yang tidak boleh dirampas begitu saja. Seperti yang para eksil suarakan dalam film ini, mereka tidak hanya membutuhkan status kewarganegaraannya kembali, tetapi mereka juga menginginkan keadilan dan hak-haknya terpenuhi.

Plot dalam film ini menghadirkan berbagai emosi di dalamnya. Penonton dibawa ke suasana tegang, marah, lucu, serta ditutup dengan emosi haru dan sedih dengan mudahnya. Film berjalan dengan pengisi suara dari sang sutradara langsung dalam membawakan ceritanya. Paduan musik dan gambar ilustrasi juga turut meramaikan film ini.

Eksil tayang perdana pada 27 November 2022 di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2022. Pada masa tayang perdananya tersebut, Eksil berhasil membawa pulang penghargaan Best Film atau Film Panjang Terbaik di ajang kompetisi JAFF Indonesian Screen Awards.

Penulis: IB

Editor: Wan Muhammad Arraffi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Pijar Kemanusiaan di Ujung Barat Indonesia Previous post Pijar Kemanusiaan di Ujung Barat Indonesia
Kontroversi Pasal RUU DKJ Penghilang Demokrasi Next post Kontroversi Pasal RUU DKJ Penghilang Demokrasi