Tingkat Kepuasan Maba terhadap PBAK Online

Tingkat Kepuasan Maba terhadap PBAK Online

Read Time:2 Minute, 16 Second
Tingkat Kepuasan Maba terhadap PBAK Online


Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah merubah sistem pendidikan dari yang semula tatap muka menjadi sistem daring, tak terkecuali perkuliahan. Praktik Pembelajaran Jarak Jauh pun diterapkan. Hal tersebut juga berimbas pada pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di berbagai kampus yang dilaksanakan secara daring.

Hal itu juga yang diimplementasikan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Begitu pun semua elemen yang terlibat dalam kegiatan PBAK dituntut untuk beradaptasi dengan situasi baru ini. Namun yang menjadi pertimbangan adalah, apakah para mahasiswa baru (maba) paham apa itu PBAK ketika penyampaiannya dilakukan secara online?

Menanggapi hal tersebut, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut UIN Jakarta melakukan jajak pendapat terkait kepuasan maba mengikuti PBAK secara online. Jajak pendapat dilakukan mulai tanggal 22 September hingga 30 September lalu dan mendapat 260 respons.

Berdasarkan data yang sudah dikumpulin, sekitar 82,3% maba yang antusias mengikuti kegiatan PBAK online. Sedangkan sisanya, 17,7% merasa hanya mengikuti PBAK ini untuk memenuhi kewajibannya saja.

Presentase kehadiran sendiri cukup maksimal. Dari data yang diperoleh, sekitar 96,8% maba mengikuti kegiatan tuntas hingga ahir penutupan. Kisaran 3,2% sisanya tidak mengikuti kegiatan sampai tuntas dikarenakan ada kegiatan lain. 

Ada pun terkait pemahaman penyampaian materi PBAK online tampak kurang efektif. Melihat dari hasil responden, maba yang menyatakan paham betul akan materi PBAK hanya sekitar 44,2% saja, sedangkan 55% sekedar tahu materinya. Bahkan, tercatat 0,8% mengaku benar-benar tidak paham dengan materi PBAK itu sendiri.

Sejatinya dengan kegiatan PBAK ini, setiap maba dituntut untuk memahami setiap materi yang disampaikan. Baik itu wawasan terkait sistem akademik, kemahasiswaan dan perkuliahan, serta memperkenalkan lingkungan kampus yang memiliki ciri dan cara khusus dalam pengelolaannya.

Tampaknya, kegiatan PBAK online ini kurang efektif karena diketahui terdapat beberapa kendala. Sebanyak 133 Maba mengeluhkan terkait ganguan sinyal. Selain itu, 110 responden merasa keberatan karena terkendala kuota yang terbatas. Ada pun 38 orang lainnya PBAK ini bentrok dengan kegiatan lain. Sisanya menyatakan tidak terdapat kendala yang serius.

Data terahir dari jajak pendapat ini terkait tingkat kepuasan maba selama mengikuti kegiatan. Sebanyak 60,4% responden merasa sangat puas, sedangkan 36,2% mahasiswa lainnya mengakui kurang puas. Sisanya, 3,5% dari mereka justru tidak puas lantaran momen awal masuk kuliah yang terhambat lantaran pandemi yang tak kunjung pulih.

Tidak dapat dipungkiri, kita masih perlu beradaptasi dengan berbagai kegiatan berbasis online ini. Sering kali terdapat kendala yang menghambat keberlangsungan acara tersebut—seperti banyaknya keluhan dari maba—yaitu terkait gangguan jaringan, keterbatasan kuota, dan sebagainya.

Jajak pendapat ini dikumpulkan mulai tanggal 22 September hingga 30 September lalu. Survei ini mengambil 260 responden maba dari berbagai fakultas di UIN Jakarta. Metode pengambilan dalam jajak ini adalah propotionated stratified random sampling. Hasil survey ini juga tidak bermaksud menyudutkan suatu lembaga atau pihak mana pun di UIN Jakarta.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Tabloid Edisi 64 Previous post Tabloid Edisi 64
Tim Khusus di Atas Nama Baik Kampus Next post Tim Khusus di Atas Nama Baik Kampus