Gangguan Kesehatan Mental  Akibat Kelelahan

Gangguan Kesehatan Mental Akibat Kelelahan

Read Time:2 Minute, 14 Second

Gangguan Kesehatan Mental  Akibat Kelelahan

Penyebaran Covid-19 di Indonesia belum juga mengalami penurunan. Hal tersebut meningkatkan beban kerja tenaga kesehatan. Kelelahan fisik dan mental dapat menyebabkan burnout syndrome atau keletihan mental. Berdasarkan riset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tahun 2020 menyebutkan selama masa pademi Covid-19,sekitar 83% khususnya tenaga kesehatan mengalami burnout syndrome tingkat sedangdan berat.

Menanggapi fenomena tersebut, Reporter Institut Didya Nur Salamah melakukan wawancara khusus dengan Dewi Soemarko, Ketua Tim Peneliti dari Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (MKK FKUI), terkait burnout syndrome atau keletihan mental, pada Selasa (11/5).

Apa itu burnout syndrome?

Burnout syndrome dapat dikatakan sebagai sebuah kondisi gejala psikologismanusia akibat stresor yang terjadi secara berlebihan. Seseorang yang mengalami burnout syndrome sering menunjukkan sikap sangat tidak bersemangat atau kurang bergairah dalam melakukan pekerjaannya. Burnout syndrome bukan penyakit mental, tetapi gangguan kesehatan mental akibat kelelahan. Seseorang yang mengalami burnout syndrome dalam posisi antara sakit dan tidak sakit sehingga harus ditolong segera.

Bagaimana gejala-gejala dari burnoutsyndrome?

Terdapat beberapa karakterstik utama dari gejala-gejala burnout syndrome ini, yaitu kelelahan yang berlebihan (emotional exhaustion), memiliki perasaan yang cenderung negatif atau sikap sinis dan rasa terasingi (depersonalization), dan merasa kurang cakap atau tidak berprestasi (reduced personal accomplishment).

Apa faktor dari penyebab burnout syndrome itu sendiri?

Berbagai faktor mempengaruhi tingginya burnout syndrome, khususnya pada tenaga kesehatan di masa pademi Covid-19. Jenis pekerjaan atau spesialisasi, waktu kerja, karakteristik individu, dan manajemen rumah sakit atau tempat kerja  merupakan beberapa faktor diantaranya.

Apakah burnout syndrome ini hanya menyerang hanya pada kalangan tertentu saja?

Fenomena ini dapat dialami oleh para pekerja, termasuk pekerja di dunia kesehatan. Seperti dokter, perawat, danbidan yang sering terpajan dengan kondisi stres yang tinggi. Tidak hanya itu, para tenaga kesehatan pun harus menangani pasien dan juga berhadapanlangsung  dengan reaksi emosi para pasien.

Apakah burnout syndrome ini kemungkinan dapat memicu seseorang melakukan bunuh diri?

Umumnya, burnout syndrome ini tidak memicu seseorang melakukan bunuh diri. Namun, apabila ada faktor lainnya seperti adanya stres yang tinggi dan rasa takut yang ada di lingkungan sekitarnya, dapat mendorong seseorang tidak dapat mengontrol kondisi psikologisnya. Hal tersebut memungkinan dapat menyebabkan seseorang  berpikiran untuk mengakhiri hidupnya. Sindrom ini memiliki beberapa tingkatan diantaranya  ringan, sedang dan berat.

Bagaimana penanganan individu yang dapat dilakukan?

Penanganan yang utama adalah mengenali gejala burnout syndrome, seperti rasa lelah yang luar biasa (emotional exhaustion), perasaan terasingi, perasaan negatif, sikap sinis (depersonalization), dan merasa kurang kompeten atau tidak berprestasi (reduced personal accomplishment). Setelah itu,usahakan untuk membuat lingkungan kerja menjadi lebih kondusif, dan mencari segera penyebabnya dari mana dan mencoba mengurangi penyebab tersebut. Berikan pendampingan kepada pekerja tersebut dan berikan semangat. Untuk penyembuhan burnout syndrome ini sifatnya sangat individual.

Didya Nur Salamah

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

UIN Jakarta, Perempuan, & Singgasana Kepemimpinan Previous post UIN Jakarta, Perempuan, & Singgasana Kepemimpinan
Tidak Semua Yahudi Itu Zionis Next post Tidak Semua Yahudi Itu Zionis