Sebelumnya berita ini sempat ditayangkan oleh LPM Institut pada Jumat, 2 September 2022. Namun Redaksi Institut memperbarui dengan wawancara ke berbagai pihak untuk melengkapi isi berita.
Hari kedua Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa (24/8), terjadi peristiwa yang menggegerkan seantero kampus. Berdasarkan pantauan Institut, terjadi kericuhan fisik di depan Auditorium Harun Nasution.
Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Anis Fazirotul Muhtar mengatakan, sebelum mahasiswa baru (maba) keluar dari Auditorium Harun Nasution, ia bersama Wakil Dekan (Wadek) Kemahasiswaan FAH, Usep Abdul Matin, memimpin dan mengarahkan barisan para maba untuk mengikuti jalur yang telah ditetapkan pihak FAH, yaitu lurus kedepan. Mulanya, barisan tersebut berjalan lancar.
Saat barisan terdepan maba tiba di Gedung Rektorat, sejumlah oknum tidak bertanggung jawab menarik barisan maba yang paling belakang di Auditorium Harun Nasution. Akhirnya barisan melenceng dan tercipta kericuhan. “Panitia PBAK FAH berusaha untuk mengamankan para maba,” tutur Anis, Sabtu (3/9). Namun posisi maba yang berada di tengah kericuhan kemudian memakan mereka sebagai korban.
Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sastra Inggris, Athif Huwaidi Utomo mengatakan semua perwakilan maba Sastra Inggris menjadi korban, namun terdapat empat maba yang paling berdampak. Athif juga menambahkan, para korban ditangani oleh tim medis universitas, kemudian dalam pendampingan dan pemulangan dilakukan oleh Wadek Kemahasiswaan FAH dan perwakilan HMPS Sastra Inggris.
Ketua Pelaksana PBAK FAH, Mulky Al-Haramein membenarkan pernyataan dari Athif, bila terdapat empat maba Sastra Inggris yang menjadi korban kericuhan. Kepada Institut, Mulky mengaku sudah mengorganisir mahasiswa FAH yang hadir pada kegiatan PBAK Universitas hari kedua. Kendati demikian, tutur Mulky, tetap saja ada sejumlah orang di luar kepanitiaan PBAK yang tidak bertanggung jawab.
Panitia PBAK Universitas Prodi Sastra Inggris yang berada di tempat pasca kejadian, Hisyam menjelaskan bahwa kejadian tersebut langsung dilaporkan ke pihak Panitia Pengawas PBAK (Panwaspak) Fakultas. “Panitia Pengawas PBAK (Panwaspak) Fakultas merespons akan membantu investigasi terkait kejadian tersebut dan pihak kampus juga akan menindaklanjuti kasus tersebut’’ tutur Hisyam, Sabtu (3/9).
Sementara itu, Anis mengaku kurang puas dengan kinerja Panwaspak di FAH. “Personel Panwaspak hanya beberapa saja yang datang saat PBAK Universitas dan tidak mau melanjutkan kasus kericuhan tersebut,’’ pungkas Anis, Sabtu (3/9).
Institut menghubungi pihak Badan Pengawas Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (Banwaspak) melalui Sekretaris Jenderal Sema-U dan Ketua Komisi III Sema-U sejak Senin (29/8), namun tidak mendapatkan respons.
Menurut keterangan Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan, Arief Subhan pertemuan antar banyak fakultas, cukup rentan terjadi perselisihan. Yel-yel yang kerap kali dilantunkan oleh mahasiswa, ujar Arief, seharusnya menjadi ajang kegembiraan malah mengundang emosi dari fakultas tertentu.
Arief mengimbau peristiwa yang terjadi selama PBAK menjadi pelajaran bersama dan bahan evaluasi bagi Organisasi Mahasiswa (Ormawa), agar kedepannya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pihak kampus, lanjut Arief, segera melakukan rapat evaluasi PBAK dengan melibatkan Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) dan Dema-U terkait tindak lanjut kejadian tersebut.
Arief sungguh menyayangkan kejadian tersebut terjadi. Ia mengucapkan, PBAK seharusnya menjadi forum menyambut maba dengan suasana gembira dan memperkenalkan kampus secara keseluruhan. “Mahasiswa baru tidak perlu takut akan situasi tersebut dan kami sangat menyesali apa yang telah terjadi,” pungkas Arief, Kamis (1/9).
Institut meminta tanggapan kepada Wakil Dekan Kemahasiswaan FAH, Usep Abdul Matin. Namun yang bersangkutan enggan berkomentar.
Reporter: Aisyah Fitriani Arief
Editor: Firda Amalia Putri
Average Rating