Kurang Beragam Buku Perpustakaan Utama

Kurang Beragam Buku Perpustakaan Utama

Read Time:2 Minute, 17 Second

Perpustakaan menjadi kunci bagi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Kurangnya referensi buku yang dibutuhkan, mengurangi minat mahasiswa untuk datang ke perpustakaan.



Perpustakaan Utama (PU) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta menjadi wadah bagi mahasiswa semester akhir dalam mencari literatur skripsi. Namun, sebagian mahasiswa akhir mengeluhkan referensi buku yang kurang lengkap. Mahasiswa pun terpaksa mencari referensi dari sumber lain. 


Mahasiswa Program Studi (Prodi)  Akidah Filsafat Islam (AFI), Rif’at Sofwat mengeluh terhadap kurangnya ketersediaan referensi buku di PU. “Bukunya sudah sesuai kriteria. Namun, buku-buku populer untuk referensi skripsi tidak ada,” ujarnya, saat diwawancarai via telepon, Senin (12/12). 


Rif’at juga menyampaikan jaringan yang kurang mendukung, menyulitkan dirinya dalam mengakses referensi melalui internet. Rif’at memaparkan lebih nyaman mengerjakan skripsi di luar perpustakaan karena lebih bebas secara aturan dan jaringan internet yang mendukung. Rif’at berharap agar referensi buku cetak dan digital pada PU bisa lebih lengkap dan jaringanya diperbaiki kembali. 


Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis (IH), Izzatul Islam Al Hanif mengatakan referensi buku di perpustakaan sudah sesuai kriteria referensi dalam pembuatan skripsi. Namun, buku di PU, lanjutnya, belum mencukupi kebutuhan referensinya dalam menulis skripsi. “Banyak buku yang belum lengkap di beberapa pembahasan,” ungkapnya saat diwawancarai via Whatsapp, Selasa (13/12). 


Hanif menjelaskan buku bahasan di perpustakaan masih kurang pembaharuan. Dengan demikian, dirinya menjadi kurang bersemangat untuk berkunjung ke PU. Sejak 2020 hingga sekarang, ujarnya, Hanif belum menginjakkan kembali kakinya ke PU. “Buku di Perpustakaan ditambah lagi, agar mahasiswa tidak sulit mencari PDF ilegal,” harapnya, Selasa (13/12).


Koordinator Layanan Teknis dan Kerjasama Pusat Perpustakaan UIN Jakarta, Ulfah Andayani menjelaskan koleksi buku tidak hanya ada di lantai empat dan lima. Di lantai enam, jelasnya, terdapat koleksi references yang tidak dipinjamkan namun harus baca di tempat. Selain itu, terdapat koleksi UIN Syahidania yang merupakan karya-karya dari civitas academica UIN Jakarta. 


Di lantai tujuh, Ulfah menambahkan perpustakaan berupaya untuk melakukan pengembangan koleksi buku dengan stakeholder dari luar. “Kalau dikatakan minim, kami kira tidak, ya,” ujarnya, Senin (12/12).


Terkait sejarah perpustakaan, Ulfah menjelaskan mulanya gedung PU merupakan lahan parkir dan pustaka. Pihak perpustakaan, lanjutnya, meminta supaya pembangunan perpustakaan yang didahulukan. Pada akhirnya, gedung perpustakaan dan parkir digabung. “Ruangan di beberapa lantai itu kecil karena dimakan oleh lahan parkir,” jelasnya. 


Ulfah memaparkan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa terhadap referensi buku, perpustakaan mengadakan pembaharuan buku cetak dan digital setiap tahun. Ia menambahkan, pihak PU juga mengadakan dana untuk jurnal elektronik, online database, plagiarism checker, dan Grammarly tools


Pembaharuan buku oleh PU, jelas Ulfah, dilakukan dengan membuka survei kebutuhan koleksi buku yang dilekatkan pada website perpustakaan dan survei langsung pada silabus dari fakultas-fakultas dan dosen. “Mahasiswa dapat mengakses koleksi digital melalui uinjkt.remotlog menggunakan email dengan domain UIN Jakarta,” pungkasnya. 

Reporter: WMA

Editor: Aisyah Fitriani Arief

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
100 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Jerat Prokrastinasi pada Mahasiswa UIN Jakarta Previous post Jerat Prokrastinasi pada Mahasiswa UIN Jakarta
KUHP Berangus Kebebasan Pers Next post KUHP Berangus Kebebasan Pers