Perkembangan AI Ancam Manusia

Perkembangan AI Ancam Manusia

Read Time:1 Minute, 45 Second
Perkembangan AI Ancam Manusia

Oleh: Wan Muhammad Arraffi 

Belakangan ini, perkembangan Artificial Intelligence (AI)—kecerdasan buatan semakin masif. Dilansir dari berita suaramerdeka.com, kemampuan AI yang mampu mengonversikan suara orang terkenal ke dalam lagu membuat jagat media sosial gempar. Suara Presiden Joko Widodo juga berhasil ditiru dalam lagu Asmalibrasi karya Soegi Bornean. Kemudian, unggahan tersebut menjadi topik pembicaraan yang hangat di media sosial.

Namun, kecanggihan AI yang mulai memunculkan dampak bagi kehidupan manusia. Pekerjaan manusia menjadi sektor yang rentan diganti oleh AI. Jumat (21/4) TVOne pun meluncurkan presenter dalam bentuk karakter avatar pertama di Indonesia. Dalam berita tersebut, AI mampu meniru Karni Ilyas—Pemimpin Redaksi TVOne—secara wujud dan suara. 

Selain pekerjaan manusia yang semakin tergerus oleh perkembangan AI, terdapat pihak yang memanfaatkannya untuk melakukan kriminal siber. Kejahatan siber dilakukan dengan menggunakan kemampuan AI yang dapat menirukan suara seseorang. Dilansir dari situs DeccanHerald, McAfree melakukan survei seputar penipuan berbasis peniruan suara melalui AI. Survei ini melibatkan 7.054 orang di tujuh negara, yang mana 1.010 orang berasal dari India.

Hasil survei tersebut berfokus pada masyarakat India, 69% responden tidak dapat membedakan antara suara asli dengan suara tiruan dari AI. Survei tersebut menjelaskan, 66% dari mereka akan memberikan bantuan kepada orang yang mengaku sebagai orang terdekatnya yang membutuhkan uang. 83% dari responden India mengalami kerugian finansial dari tindakan penipuan tersebut. 

Penyalahgunaan AI ini marak terjadi karena akses aplikasi yang sangat mudah didapatkan. Saat ini, terdapat beberapa aplikasi peniru suara berbasis kecerdasan buatan yang marak digunakan. Beberapa aplikasi menawarkan fitur gratis dan berbayar. Dengan demikian, berbagai kalangan mendapat akses dengan mudah tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Menurut penulis, pekerjaan manusia lambat laun akan tergantikan dengan kemampuan AI yang canggih. Hal ini dibuktikan dengan presenter TVOne yang sudah menggunakan kecanggihan AI. Edukasi adalah kunci utama untuk meminimalisir dampak negatif perkembangan AI.

Pemerintah perlu memberikan edukasi mengenai masifnya perkembangan kecerdasan buatan. Dengan demikian, masyarakat tidak akan mudah terkecoh dengan motif-motif penipuan berbasis peniruan suara melalui AI. Peran pemerintah juga menjadi suatu hal yang vital untuk membuat pengawasan dan mengontrol perkembangan AI.

*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
100 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Bukti Pengorbanan, Cinta, dan Perjuangan Previous post Bukti Pengorbanan, Cinta, dan Perjuangan
Lembaga Pers Mahasiswa dalam Risiko Next post Lembaga Pers Mahasiswa dalam Risiko