Perlu Evaluasi Komponen Kesehatan dalam Pembukaan PBAK

Perlu Evaluasi Komponen Kesehatan dalam Pembukaan PBAK

Read Time:3 Minute, 4 Second
Perlu Evaluasi Komponen Kesehatan dalam Pembukaan PBAK

Fasilitas kesehatan, ketertiban prosedur kesehatan maba, dan cuaca tidak serasi. Puluhan mahasiswa jatuh sakit di pembukaan PBAK Universitas.


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta telah merampungkan agenda pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) lingkup universitas. Acara tersebut berlangsung di Lapangan Triguna, Selasa (27/8). Sayangnya, sejumlah mahasiswa baru (Maba) mengalami kendala kesehatan selama acara berlangsung.

Berdasarkan data yang telah Institut himpun, kurang lebih 58 maba mendapat pertolongan oleh para relawan kesehatan PBAK Universitas. Mayoritas di antaranya mengalami pusing, lemas, dan maag. Para maba yang sakit kemudian mendapat pertolongan pertama di Pos Komando (Posko) kesehatan dan beberapa di antaranya dipulangkan ke tempat tinggal masing-masing.

Salah satu relawan kesehatan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit UIN Jakarta, Raisa Iffah Nazihah menyatakan, terdapat dua faktor utama terjadinya kendala kesehatan pada saat itu. Faktor utamanya adalah kesehatan internal masing-masing mahasiswa dan fasilitas penyelenggaraan PBAK Universitas.

Raisa menjelaskan, banyak maba yang tidak sempat sarapan sebelum menghadiri acara PBAK Universitas sehingga mengalami sakit maag. Selain itu, kendala lain dalam pengobatan terjadi ketika maba tidak mengikuti prosedur kesehatan oleh Panitia PBAK Universitas. Prosedur yang dimaksud adalah penggunaan pita medis beragam warna yang dibedakan berdasarkan risiko penyakitnya.

“Dari mabanya juga perlu kesadaran itu sendiri kalau misalnya mereka memang punya penyakit, ya mereka juga harus aware sama penyakit sendirilah,” ujar Raisa, Rabu (28/8).

Menimpali hal tersebut, Koordinator Kesehatan PBAK Universitas, Dara Suci Henarta mengatakan, banyak maba yang sakit karena mengonsumsi minuman vitamin C dalam kondisi perut kosong. “Jujur enggak menduga kejadian ini. Banyak banget maba mual muntah,” terangnya saat Institut hubungi melalui WhatsApp, Kamis (29/8).

Selain faktor internal maba, Raisa juga mengeluhkan pemilihan lokasi dan fasilitas kesehatan untuk maba selama acara berlangsung. Lapangan Triguna terlalu tandus dan berdebu sehingga memicu sesak napas. Selain itu, ia juga menyayangkan nihilnya penggunaan tenda untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung ke maba.

“Gak kebayang kalo misalnya kita duduk di situ, ‘kan? Kalo berdiri, ya, masih (kena) kakilah. Tapi, ini kita duduk, ‘kan? Belum lagi orang pasti geser-geser, jadi tanahnya bakal keangkat gitu, loh. Itu bakal bisa bikin sesak juga. Udah gitu sengatan matahari bikin capek,” katanya.

Menanggapi perihal cuaca panas, Ketua Pelaksana PBAK Universitas, M. Zaky Almubarak menjawab, timnya mengupayakan langkah preventif dengan manajemen waktu. “Setidaknya dengan kemudian mengatur waktu lebih awal itu merupakan langkah preventif. Karena, ‘kan, gak kondusif, panas, dan segala macam. Ditambah lagi, ya, secara fasilitas kita punyanya itu,” jelasnya, Selasa (27/8).

Zaky juga menambahkan, pemilihan tempat pembukaan PBAK bukan tanpa alasan. Acara itu tidak mungkin dilaksanakan di Auditorium Harun Nasution mengingat kapasitasnya terbatas. “Rasa-rasanya dengan kapasitas yang hanya maksimal 1.500, euforia pembukaan itu kayaknya tidak lagi pembukaanlah. Dengan perbandingan mahasiswa baru yang tahun ini 8.599, masa pembukaan partisipasinya sedikit?,” ujar Zaky.

Tidak hanya itu, Raisa juga mengeluhkan letak posko kesehatan yang terlalu jauh dari barisan maba. Peletakan posko kesehatan yang tidak tepat membuat aktivitas medis menjadi tidak efisien. “Kita sempat bikin (posko kesehatan) di belakang pakai banner sendiri. Nah, itu karena biar maba gak jauh-jauh harus ke depan. Waktu itu, ‘kan, ada poskonya disediakan di depan. Tapi itu poskonya juga panas,” keluhnya.

Mulanya Tim Kesehatan PBAK Universitas sudah mengajukan denah posko kesehatan ke Badan Pengurus Harian (BPH), terdapat dua posko utama dan satu posko sementara. Akan tetapi, pihak eksternal tidak dapat merealisasikan permintaan mereka dengan baik. Pihak eksternal justru hanya membuat dua posko yang terletak sejajar dengan panggung.

Hal tersebut membuat Tim Kesehatan membuka posko tambahan yang letaknya lebih terjangkau dari barisan maba, yakni dua posko sementara di belakang barisan dan satu posko utama di sisi kiri barisan. “Harapannya juga bisa punya posko kesehatan yang layak dan jadi prioritas juga,” pungkas Dara. 

Reporter: Inda Bahriyuhani
Editor: Shaumi Diah Chairani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
UKM Unjuk Gigi Previous post UKM Unjuk Gigi
Akrobat Bola Panas PBAK Ushuluddin Next post Akrobat Bola Panas PBAK Ushuluddin