Menabur Kepedulian di Luar Negeri

Read Time:3 Minute, 27 Second

Judul                : God, Do You Speak English?
Penulis             : Jeff Kristianto, Nina Silvia, Rini Hanifa
Penerbit           : Rene Book
Isi                    : 348 hal; 14 x 21 cm
Tahun Terbit    : Mei 2013
ISBN                : 978602-19153-7-0
Pelesiran ke luar negeri tentu menjadi impian setiap orang. Selain bisa menikmati keindahan alam, kesempatan ke luar negeri juga memberikan pengalaman dan pesan mendalam tentang hakikat diri sendiri. Seperti yang dirasakan Jeff Kristianto, Nina Silvia, dan Rini Hanifah. Ketiganya mengabdikan hidup dengan menjadi relawan di luar negeri.    

Mereka merupakan para sukarelawan yang tergabung dalam Voluntary Service Oversesas (VSO). VSO adalah sebuah organisasi internasional independen terdepan yang bergerak dalam pembangunan dan bekerja melalui sukarelawan. 

Sebagai sukarelawan, ketiganya kemudian disebar ke beberapa negara yang dirancang dengan organisasi lokal. Penempatan tersebut berdasarkan kesesuaian antara keahlian, keterampilan dan pengalaman serta kemampuan sukarelawan untuk memenuhi kebutuhan organisasi-organisasi mitra.

Jeff misalnya, ia ditempatkan di Tajikistan. Tepatnya di Khujand, kota kecil di bagian utara Tajikistan. Di sana, ia merasa seperti di Indonesia. Pasalnya, masayarakat Tajikistan juga dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan memiliki kerajinan berkualitas tinggi. Tentu, hal tersebut mengingatkan kita kepada Bali, salah satu pulau terpopuler yang menjadi kebanggaan negeri ini.

Bagi Jeff, Tajikistan merupakan ladang persahabatan bagi siapapun yang ingin mengenal lebih dekat negeri yang mayoritas berpenduduk muslim itu. Karenanya, menjadi sukarelawan merupakan keuntungan tersendiri baginya.

Selain bisa berlibur, ia juga bisa mengabdikan diri untuk membantu masyarakat miskin dan terpinggirkan agar memahami hak-hak mereka sebagai bagian dari masyarakat yang setara dan dihargai sepenuhnya.

Lain halnya Jeff, Nina merasakan atmosfer berbeda. Perempuan yang menyukai Film India ini sangat berharap berkunjung dan ditempatkan di negeri penghasil Bawang Bombai  itu. Tapi, takdir berkata lain. Ia malah ditempatkan di Bangladesh.

Meski demikian, Nina tak menyesal karena bagaimanapun dulu kala India, Pakistan, dan Bangladesh sebelum tercerai-berai,mereka tergabung dalam satu negara bernama The Great Barath. “Jadi, mungkin saya sudah mendapatkan India saya melalui penempatan VSO ini,” katanya.

Penempatan Nina di Bangladesh juga tak lantas membuatnya patah semangat. Karena menurutnya, menjadi sukarelawan merupakan panggilan hati semata bukan karena karier atau gaji dan juga bukan karena di mana ia ditempatkan. Yang terpenting Nina ingin merasakan indahnya bekerja dengan dasar sukarelawanisme dan bisa hidup di negara asing.

Hal itu pula yang menstimulasi Rini Hanifa untuk turut menjadi relawan di luar negeri. Selain karena ingin berkunjung ke Afrika, ia juga memiliki rasa empati. Terlebih, ketika ia melihat kemalangan, kemiskinan, dan ketidakadilan yang kerap terjadi di Benua Hitam itu.

Rini terbilang perempuan yang mapan di bidang kemanusiaan. Mengingat, dulu ia pernah bekerja di lembaga non provit asing (NGO). Namun akhirnya, ia memutuskan keluar lantaran lembaga tersebut bertransformasi menjadi lembaga yang mengeruk keuntungan.

Di saat keinginannya mengabdi kian menggebu, VSO Indonesia membuka peluang baginya untuk turut membaktikan diri dengan menjadi sukarelawan internasional. Ia pun ditempatkan di negara Guyana, sebuah negara yang sangat asing baginya.

Sebenarnya, menurut Rini, menjalani hidup sebagai relawan merupakan panggilan dan pekerjaan mulia.  Karena dengan begitu, ia bisa membantu dan turut menciptakan situasi masyarakat menjadi lebih baik. Terlebih bagi masyarkat Guyana.

Buku God, Do You Speak English? sangat tepat bagi anda yang suka jalan-jalan dan ingin keliling dunia. Cerita yang disampaikan dalam buku ini sedikit banyak membuat kita mengerti dan sadar akan hakikat diri kita sendiri. Selain itu, perjalanan kita ke luar negeri pun akan semakin berarti.

Namun, buku ini tidak menceritakan secara eksplisit dan rinci bagaimana prosedur penerimaan sukarelawan baru. Dalam buku ini, penulis hanya mencantumkan website yang bisa dikunjungi bagi siapapun yang ingin bergabung ke organisasi ini.
Meski begitu, buku ini dikemas dengan renyah dan jenaka. Buku yang ditulis ketiga relawan ini berhasil menyajikan rentetan cerita yang penuh emosi, reflektif, lucu, aneh tapi nyata, bahkan gokill. Karenanya, kehadiran buku ini juga menjadi alternatif dan panduan bagi anda yang berkeinginan menjadi relawan internasional. (Muawwan Daelami)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Nobbs: Perempuan Bukanlah Harapan
Next post Alfian Tanjung: Menyikapi Kebangkitan PKI