Read Time:2 Minute, 30 Second
Saat ini, banyak anak muda yang terjun dalam bisnis dan menjadi sukses. Hal ini membuktikan, dunia bisnis semakin menjanjikan. Mereka berani berinovasi dan membuat sesuatu yang berbeda di dunia bisnis. Salah satunya adalah Adi Rohadi, sarjana Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Jakarta.
Adi meyakini, sembilan dari sepuluh pintu rezeki terbuka ketika berdagang. Hal inilah yang semakin memperkuat niatnya untuk terjun ke dunia bisnis. “Kita tidak akan tahu rezeki kita ada di mana kalau tidak dicari dan dijemput,” kata Adi, Selasa (24/12). Selain itu, adi juga mengatakan, dengan berbisnis ia bisa memperluas jaringan.
Pria kelahiran 20 November 1986 ini sudah memulai bisnis sejak di bangku kuliah. Bisnis pertama yang ia jalani adalah membuat sebuah bimbingan belajar (Bimbel) bersama keenam teman kampusnya. Mereka membuka Bimbel yang diberi nama Unggulan ini hanya dengan modal keberanian. Pada saat itu, Bimbel tersebut hanya bertahan dua tahun karena rekan-rekannya kemudian fokus untuk kelulusan.
Saat itu, Adi bersama temannya memulai bisnis dengan uang pinjaman sebesar Rp60.000.000. Setelah dua tahun, hutangnya sedikit demi sedkit berkurang dan akhirnya beralih menjadi aset. Hal tersebut menjadi sangat berkesan baginya. “Kalau ada yang tanya, apakah boleh berhutang dalam bisnis? Menurut saya boleh. Selama uang untuk bisnis terpisah dari uang pribadi,” tutur pria yang telah menjadi ayah dari satu anak ini.
Menurut Adi, dalam berbisnis harus berani memulai dari bawah.“Kalau kita tahu, sebenarnya banyak sekali silent millionaire di Indonesia. Coba saja tukang gorengan, pecel ayam, bakso, mie ayam dan banyak lagi pedagang kaki lima, pendapatan mereka perhari rata-rata di atas Rp150.000,” katanya.
Adi sudah menjalani beberapa bisnis. Di antaranya, Bimbingan Belajar Unggulan, Qrispy Fried Chicken, Pizza Rakyat, mie ayam, pecel ayam, keripik sehat KUPAKUPIK, rental mobil , jual beli kursi kuliah, membuat gerobak dan Internet Marketing atau Optimizer.
Dari semua bisnisnya ada satu bisnis yang unik, yaitu produk keripik sehat yang diberi nama KUPAKUPIK. Produk ini tercipta karena sebagai sarjana Gizi Kesehatan Masyarakat, ia ingin membuat cemilan tanpa MSG (Monosodium Glutamat) dan tidak membuat orang gemuk. “Permintaan cemilan di Indonesia sangat tinggi, maka dari itu orang Indonesia banyak yang gemuk,” kata Adi.
Produk keripik milik Adi ini sangat berbeda dari produk keripik kebanyakan. Ia berani membuat keripik yang sangat bertolak belakang. Saat banyak dijual produk keripik pedas ia malah membuat keripik sehat tanpa rasa pedas. Tanggapan pasar akan produk ini sangat positif sehingga ia sempat kesulitan karena permintaan yang melampaui kapasitas.
Adi memiliki pesan bagi yang mau mulai berbisnis. Ia mengatakan, bisnis harus dimulai dengan aksi nyata. Hal ini juga harus dibarengi dengan sedekah serta tidak takut untuk jatuh. Lebih baik lagi jika mempunyai guru dalam berbisnis agar bisnis itu menjadi lebih terarah lagi.
“Tidak ada orang yang pertama kali bisnis langsung sukses kecuali warisan keluarga. Setiap manusia yang lahir tidak punya pilihan mau hidup dengan orang tua kaya atau miskin. Ketika kalian dewasa pilihan kaya atau miskin ada ditangan kalian,” ujar alumnus Ilmu Kesehatan ini. (Erika Hidayanti)
Average Rating