@UINJKTtanpaLDK Tunjukkan Sikap Intoleran

Read Time:1 Minute, 49 Second

Beberapa tweet dari akun yang memprovokasi pembubaran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK).

“Mari bergabung, bersama-sama mengusir LDK dari bumi UIN Jakarta.” Ini merupakan salah satu tweet akun Twitter @UINJKTtanpaLDK. Akun yang diduga memprovokasi pembubaran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) ini tidak bertahan lama sejak kehadirannya 29 Desember 2013.

Menanggapi hal tersebut, ketua LDK, Saeful Manan tidak merasa terganggu. Tetapi anggota LDK lainnya merespon hal ini dengan perlakuan yang berbeda-beda. Manan menambahkan, anggota bersikap membiarkan, melakukan report as spam dan mencari tahu pemilik @UINJKTtanpaLDK. “Bahkan beberapa anggota mengaku sudah menemukan admin akun tersebut,” jelas Manan ketika ditemui INSTITUT, Sabtu (4/1).

Manan menganggap akun tersebut sebagai wujud dari kelompok yang tidak sepakat dengan visi dakwah LDK. “Kita biarkan agar masyarakat yang menilai. Memang mungkin dakwah kita belum sampai kepada kelompok tersebut,” katanya.

Profil akun menjelaskan bahwa LDK sebagai organisasi intra kampus yang radikalis, politis dan intoleran. “@UINJKTtanpaLDK membuat tweet yang tidak sesuai dan dibuat-buat. UKM ini moderat dan dirawat oleh UIN di bawah kemahasiswaan,” jelas Manan.

Ia menambahkan, @UINJKTtanpaLDK pernah ada di Facebook pada 2010 kemudian menghilang dengan sendirinya. Menurutnya, kedua akun dari media sosial yang berbeda ini  dianggap berasal dari kelompok yang sama, tetapi dari generasi yang baru dan mengingat media sosial yang berubah dari waktu ke waktu.

Sementara itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Farras Putri mengatakan bahwa @UINJKTtanpaLDK telah menghilangkan toleransi pada mahasiswa. Akun yang menentang LDK ini, jelasnya,  hanya merusak tatanan kegiatan organisasi kampus. “Justru akun tersebut yang bersifat intoleran,” ujar mahasiswa yang sempat mengamati akun twitter tersebut, Rabu (9/1).

Farras menambahkan, UKM yang tidak membuat lingkungan dan citra kampus menjadi buruk akan tetap terjaga meskipun ada kelompok lain yang menentang. “Selain sikap toleransi antar kelompok, mahasiswa kampus harus menjaga lingkungan agar kampus tetap damai dan harmonis,” katanya.

Menanggapi hal ini, Wakil Rektor (Warek) III Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan sampai saat ini pihak kemahasiswaan tidak mengetahui akun Twitter tersebut. Ia menuturkan, tidak ada pihak yang langsung mengajukan pembubaran LDK di kampus UIN. “Memang banyak yang menggunjing bahwa LDK membawa paham fundamentalisme dan radikalisme. LDK tetap dibolehkan karena pergerakannya turut menjaga moralitas,” tukas Sudarnoto (7/1). (Maulia)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Kota Suci Ubah Watak Jadi Lebih Baik
Next post Pemilu 2014, Momentum Politisi Muda Gantikan Politisi Tua