Isu Pensiun Guru SD Massal, Peminat Jurusan PGSD Meningkat

Read Time:3 Minute, 37 Second
(Sumber: Internet)


Adanya isu pensiun guru Sekolah Dasar (SD) massal berimbas pada meningkatnya peminat jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD). Peningkatan ini terjadi di beberapa universitas di Indonesia, seperti Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Terbuka (UT), Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Seperti yang dikutip dari jpnn.com, Selasa 15 Januari 2013 bahwa isu pensiun guru SD massal akan terjadi pada tahun 2015 sampai 2017. Diperkirakan guru SD yang dipensiunkan mencapai setengah hingga satu juta lebih orang. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Sulistyo, Selasa (14/1).

Isu tersebut membuat PGSD menjadi jurusan ketiga dengan peminat terbanyak di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), setelah jurusan Manajemen dan Akuntansi. Selain itu, di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), jurusan PGSD juga menempati posisi keempat sebagai jurusan dengan peminat terbanyak pada 2014. Melonjaknya peminat jurusan PGSD karena calon mahasiswa berpikir bahwa akan ada peluang besar menjadi guru SD ke depannya.

Hal ini juga berkaitan dengan terbitnya Permendikbud Nomor 62 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk Penataan dan Pemetaan Guru.  Dalam Permendikbud dijelaskan, guru SD haruslah lulusan dari PGSD, sehingga banyak guru SD yang background pendidikannya bukan PGSD, mengambil jurusan ini agar tunjangan profesinya tidak dicabut.

Mahasiswa jurusan PGSD UNJ, Novan Prima Putra menjelaskan, isu tersebut sudah menjadi rahasia publik dan peminat jurusan PGSD meningkat cukup signifikan untuk tahun ini. “Waktu saya lihat di website SNMPTN, ada sekitar 81.181 orang yang diterima dari 152.537 pendaftar,” ujarnya, Sabtu (12/7).

Senada dengan Novan, mahasiswa PGSD lainnya di UNJ, Alvin Setya Nugroho mengatakan, sebagian temannya masuk jurusan PGSD karena dorongan dari orang tua mereka yang mengetahui isu pensiun massal tersebut. “Sebagian ada yang seperti itu, namun ada juga yang masuk karena panggilan hati untuk menjadi guru SD,” papar Alvin, Senin (7/7).

Melonjaknya peminat PGSD juga terjadi di jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), UIN Jakarta. Mahasiswa jurusan PGMI, Budi Prastya mengatakan, PGMI menjadi jurusan kedua dengan peminat terbanyak di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) setelah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Ia bercerita, ada salah satu temannya yang masuk jurusan PGMI karena adanya isu tersebut, Kamis (17/7).

Seperti yang dikutip dari lpmpjateng.go.id, Bagian Administrasi jurusan PGSD UNNES, Wonosari Ngaliyan Semarang mengatakan, tiga tahun lalu peminat jurusan PGSD di UNNES masih sangat sedikit, namun, saat ini peminat jurusan PGSD di UNNES tahun ini meningkat pesat mencapai 7000 pendaftar.

Ketatnya persaingan membuat banyak calon mahasiswa yang ingin masuk jurusan PGSD kecewa lantaran tidak lolos seleksi masuk. Salah satunya, Hari Rizqiyati. Ia bercerita, awalnya ia memilih jurusan PGSD di UNNES, namun sayangnya ia tidak diterima. Akhirnya, ia memutuskan untuk tetap masuk jurusan PGSD di universitas swasta, yaitu Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Hari mengatakan, ia mengetahui isu pensiun massal dari guru Bimbingan Konseling-nya di SMA. Alasan ia memilih jurusan PGSD juga karena anjuran guru tersebut.  “Beliau tahu tentang isu tersebut, jadi menyuruh saya untuk masuk PGSD,“ ujar Hari.

Menanggapi perihal adanya keterkaitan antara isu pensiun guru SD massal dengan meningkatnya peminat jurusan PGSD di beberapa universitas, Kepala Jurusan (Kajur) PGMI UIN Jakarta, Fauzan  menjelaskan, isu pensiun itu memang ada setiap tahunnya, namun persoalan tentang massal atau tidaknya pensiun tersebut hanya Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang tahu. “Prediksinya memang akan ada pensiun massal, namun prediksi itu tidak bisa diilmiahkan dan harus dianalisa terlebih dahulu,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, isu pensiun guru SD massal itu hanya menjadi salah satu faktor peminat PGSD meningkat. Dan yang menjadi faktor utama meningkatnya peminat jurusan PGSD adalah adanya ketidakseimbangan antara lulusan PGSD dengan kebutuhan guru kelas yang sangat banyak di setiap SD atau MI di Indonesia. “Jadi, lulusan PGSD atau PGMI itu tidak mungkin menganggur,” tambah Fauzan.

Di sisi lain, Kajur PGSD UHAMKA, Kusmajid Abdullah mengatakan, terjadi pergeseran nilai dalam aspek pedagogis dan keguruan. Pergeseran itu terjadi karena minat menjadi guru bukan lagi karena panggilan hati, namun juga karena adanya peluang. “Tidak bisa dipungkiri memang, jika orang-orang berminat untuk menjadi guru karena ada peluang,” ujar Kusmajid, Sabtu (19/7).

Selain itu, Kusmajid mengatakan, Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) harus menyaring calon mahasiswa jurusan PGSD dengan seleksi yang ketat, sehingga diharapkan melahirkan guru-guru profesional. “Tidak saja menguasai ilmu teknologi dan keilmuannya, tapi juga menguasai keempat kompetensi penting, yakni kepribadian, pedagogi, profesional, dan sosial,” tutupnya.

AS

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Kresipah, Bermusik dengan Sampah
Next post Minim Sosialisasi, Registrasi ‘e-mail’ UIN Sepi