Sinergi Konsep HAM dan Demokrasi dalam Islam

Read Time:1 Minute, 34 Second

“Islam diturunkan sebagai rahmat bagi umat manusia (rahmatan lil alamin). Islam mengajarkan nilai-nilai yang bersifat universal, terutama akidah dan nilai-nilai dasar akhlak. Pengungkapan misi Islam tersebut sangat penting, terutama dalam konteks akomodasi terhadap budaya lokal dan sistem nasional serta respons terhadap peradaban modern”.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pascasarjana, Masykurii Abdillah dalam acara bedah buku bertajuk Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia yang diadakan oleh Program Studi Jinayah Siyahsah (SJS) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) di ruang teater lantai dua FSH, Senin, (1/6).

Sebagai penulis buku Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia sekaligus pembicara, Masykuri juga menyampaikan tiga bahasan pokok dalam karyanya. Pertama, Islam, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi.

Menurut Masykuri, HAM adalah Salah satu isu politik yang penting saat ini. “Konsep HAM lebih dulu dikenal dalam Islam sebagai konsep dloruriyah yang tidak hanya membahas hak, melainkan sebuah keniscayaan”, jelasnya.

Selain HAM, demokrasi dan prinsip-prinsip dasarnya (kebebasan, persamaan dan pluralisme) turut menjadi hal penting. Dalam karyanya, ia juga membahas  Politik Islam di Indonesia serta Akhlak dan Kemasyarakatan.

Di sisi lain, Ahmad Najib Burhani salah satu narasumber mengungkapkan, buku Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia mampu menyampaikan argumen kuat terkait hubungan perlindungan HAM terhadap kaum minoritas di Indonesia.

Selain itu, Najib juga menyampaikan tiga hubungan penting antara agama dan negara yang dikupas dalam buku tersebut. “Hubungan antara agama dan negara meliputi Hubungan integrasi, hubungan interseksionaldan hubungan sekuler”, ujar peneliti MAARIF Institute For Culture and Humanity dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Sebagai Ketua pelaksana acara, Masykufa mengungkapkan acara ini diadakan bertepatan dengan hari kelahiran pancasila, “Bedah buku ini untuk memperkenalkan pemikiran penulis tentang ideologi pancasila sebagai ideologi nasional dibenarkan dari sisi ketuhanan”, jelasnya.

Salah satu peserta bedah buku, Dinda Fauziyah mengaku tertarik dengan acara tersebut. Dinda menilai acaranya sangat menarik. “Selain memberi wawasan baru, kita juga bangga dengan terbitnya buku salah satu Guru Besar FSH”, tutupnya.

KB

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tabir Cinta Adat Minang
Next post Jalin Silaturahmi Lewat Pergelaran Seni