Marginalisasi dan Konstruksi Keberadaban Civil Society

Read Time:1 Minute, 58 Second
(Sumber: Internet)

Judul               : Marginalisasi dan Keberadaban Masyarakat
Penulis             : Catur Wahyudi
Penerbit           : Yayasan Pustaka Obor
Isi                    : 288 halaman
Terbit               : Cetakan pertama: Januari 2015
ISBN               : 978-979-461-922-3
Tradisi civil society menentukan tingkat keberhasilan kinerja institusi dalam sebuah negara. Hal tersebut menunjuk kepada organisasi masyarakat  yang memiliki keberagaman budaya serta nilai-nilai keberadaban. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dengan Istilah  koinonia politike, maksudnya, rakyat yang memiliki otoritas tertinggi dalam permainan politik dan ekonomi.

Dalam perspektif Islam, tradisi tersebut pertama kali dicontohkan Nabi Muhammad pada masyarakat Madinah. Beliau membangun integritas masyarakat yang plural melalui pendidikan berkarakter.

Buku yang ditulis oleh Catur Wahyudi ini, mengungkapkan konsep baru mengenai kemampuan bertahan (survive), sebuah gerakan civil society yang menjadi korban konflik dan termarginalkan. Penulis menggunakan pendekatan sosiologi agama, dengan mengambil contoh kasus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).   

Gerakan civil society pada JAI mencakup motif dan orientasi gerakan serta nilai-nilai budaya. Dengan kata lain, inti kekuatan dari gerakan JAI merupakan realitas empirik dari karakter Ahmadiah itu sendiri. Eksistensi JAI sebagai civil society tidak ditentukan oleh keberadaan tekanan dari luar, melainkan oleh kekuatan nilai budaya yang menjadi kepribadian jemaatnya itu.

Buku setebal 228 halaman ini, menggambarkan bahwa posisi JAI sebagai komunitas marginal dalam gerakan civil society memiliki keberdayaan, kemandirian, dan keberanian mempertahankan keyakinannya. Sebagai gerakan keagamaan, Ahmadiyah termasuk kaum minoritas yang dapat bertahan di tengah masyarakat.

Selain itu, penulis memaparkan bahwa eksistensi gerakan civil society pada komunitas Islam marjinal lebih ditentukan oleh nilai dan budaya civility. Fakta lainnya menunjukkan bahwa JAI identik dengan global civil society melalui pengkayaan keberadaban. Ada tiga civil society yang berbasis kepribadian Ahmadiyah yaitu, menguatkan keberadaban ilahiyah, orientasi dan perjuangan bernilai supranatural, serta mubahalah,yakni berhakim kepada tuhan atas perbedaan paham dan keyakinan.


Buku ini ditulis dalam kajian sosiologi agama, sehingga pembaca bisa melihat bagaimana civil society bisa tumbuh dalam komunitas marginal yang terus menerus mendapat aksi kekerasan dan terabaikan. 

Z

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Advokasi Lingkungan Cegah Deforestasi
Next post Cerminan Kehidupan Kertas