Sosialisasi Lamban Picu Keributan

Read Time:3 Minute, 39 Second

Tak kunjung ada sosialisasi juknis Pemira 2015. Mahasiswa ramai-ramai mendatangi sekretariat Sema-U.

Rabu (21/10) malam lalu, Sekretariat Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U) mendadak ramai kedatangan sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Alianasi Mahasiswa Keadilan. Mereka yang terdiri dari beberapa perwakilan Senat Mahasiswa Fakultas (Sema-F) itu menuntut kejelasan soal sosisalisasi hasil Rapat Pleno membahas petunjuk teknis (juknis) Pemilihan Umum Raya (Pemira) 2015 yang dijanjikan Rabu seminggu sebelumnya.
Anggota Sema-U yang kebetulan malam itu tengah menggelar rapat pleno lanjutan pun terpaksa harus berhenti lantaran kedatangan sejumlah mahasiswa Sema-F membuat gaduh. Usut punya usut, puluhan mahsiswa Sema-F yang mendatangi sekretariat Sema-U malam itu rupanya juga menuntut adanya rapat pleno lanjutan tersebut. Rapat lanjutan yang digelar Sema-U malam itu oleh beberapa mahasiswa Sema-F dinilai mengingkari hasil rapat yang digelar seminggu sebelumnya, Rabu (14/10).
Dalam yang digelar bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Yusran Razak serta beberapa perwakilan dari jajaran kemahasiswaan lainnya itu telah menyepakati juknis Pemira 2015 serta sosialisasi yang diberi batas hingga satu minggu setelahnya. Alih-alih melakukan sosialisasi, Sema-U malah mengadakan rapat internal.
Ketua Sema Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Ade Prasetio merasa janggal saat diadakan rapat internal oleh Sema-U. Apalagi yang dibahas mengenai juknis untuk Pemira 2015. “Masalah juknis dirasa sudah selesai karena sudah disepakati oleh Warek III pada rapat minggu lalu dan tinggal disosialisasikan,” ujarnya. Namun, hingga hari Rabu sejak digelarnya rapat, belum juga ada informasi lanjutan.
Lalu tepat saat Sema-U mengadakan sidang plenoRabu malam, Ade bersama sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa Keadilan mendatangi sekretariat Sema-U, guna mengklarifikasi pelaksanaan sidang pleno dan kejanggalan hasil rapat malam itu. Terhitung hingga 200 mahasiswa datang dari anggota Sema-F dan mahasiswa lainnya.
Anggota Komisi Kelembagaan Sema-U Gita Syardiana mengamini adanya  keganjilan dari hasil sidang pleno yang dirasanya mendadak, yakni perubahan hasil juknis terkait posisi antara Sema-F dan Dema-F. Padahal, hasil rapat sebelumnya menyatakan bahwa tugas yang dimiliki oleh Sema-F dan Dema-F adalah sejajar.
Saat itu, opsi ketua Sema-U yang menyatakan bahwa Sema-F tidak diikutsertakan dalam Pemira mendatang, juga menjadi perdebatan di dalam ruang sidang. “Kalau memang tidak setuju Sema-F diikutsertakan, kenapa tidak mengajukan protes saat sidang minggu lalu,” serunya, Sabtu (24/10).
Sementara itu, massa yang memadati halaman sekretariat menunggu penjelasan dari ketua Sema-U. Malam yang semakin larut tak membuat massa membubarkan diri. Mereka masih menunggu rapat internal yang diadakan secara mendadak untuk mengklarifikasikan hasil sidang pleno Sema-U.
Ketua Sema Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Faiq Alhaq  mengatakan Aliansi Mahasiswa Keadilan ini hanya menginginkan transparansi juknis yang sudah dirapatkan oleh Warek III bidang kemahasiswaan sebelumnya.“Kalau ketua Sema-U ingin mengubah ya konfirmasi ulang dulu, biar jelas masalahnya,” tuturnya, Sabtu (24/10).
Akhirnya, setelah menunggu hingga hampir tiga jam, Sema-U mengadakan rapat internal dengan beberapa ketua Sema-F dan perwakilan Sema-U yang diberi wewenang. Karena tidak semua ketua Sema-F berada di Tempat Kejadian Pelaksana (TKP) saat itu, Ketua Sema-F yang ikut terlibat hanya terdiri dari FISIP, FSH, FAH, dan FEB.
Beberapa hasil sidang pleno juga dipaparkan oleh ketua Sema-U dalam rapat internal. Ketua Sema Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Khairul Atma mengatakan, ada beberapa pihak yang tidak menyetujui kewenangan Sema-F ikut serta dalam juknis Pemira. “Padahal, berdasarkan hasil rapat bersama Warek sudah sangat jelas kalau Sema-F ikut,” katanya, Rabu (24/10).
Di sisi lain, ketua Sema-U Eko Siswandanu mengaku pihaknya memang lambat dalam sosialisasi juknis Pemira 2015. Hal itu karena rapat yang diadakan Warek III bidang kemahasiswaan hanya membahas draf juknis bukan tugas atau wewenang Sema-F dan Dema-F secara rinci. “Kita (Sema-U) menyempurnakan hasil rapat warek dalam sidang pleno ini,” tegasnya, Sabtu (24/10).
Sidang pleno Sema-U, yang membahas Pemira 2015, lanjut Eko,  bukan semata ingin mengubah hasil yang dirapatkan Warek III kemahasiswaan. Namun, Eko bermaksud memperjelas juknis Sema-F dan Dema-F dalam penyeleksian KPU dan Banwaslu. Maka dari itu, perlu diadakan rapat internal Sema-U. “Memang Dema-F dan Sema-F itu sejajar tapi, keduanya memiliki tugas yang berbeda seperti halnya legislatif dan eksekutif,” ujarnya. 


Menanggapi kericuhan di depan sekretariat Sema-U, Wakil rektor bidang kemahasiswaan Yusron Rozak mengatakan ini hanya masalah sosialisasi yang belum menyeluruh. “Kita sudah membahas di rapat sebelumnya. Intinya Sema-F dan Dema-F ikut terlibat dalam Pemira,” tutupnya, Jumat (23/10). 

Triana Sugesti

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Sosialisasi Repository Belum Optimal
Next post SOP Plagiarisme Jadi PR Komisi Etik