Read Time:2 Minute, 54 Second
Judul : Saya Menulis Maka Saya Ada
Penulis : L. Nihwan Sumuranje
Penerbit : Nuansa Aulia
Terbit : 2016
Tebal : 272 halaman
ISBN : 978-979-071-236-2
Menulis tidak harus menunggu jadi populer, seperti menjadi dosen, profesor, penceramah dan tokoh tertentu. Sebab, semua orang dapat menjadi penulis. Percayalah, menulis itu tidak sesulit yang dibayangkan. Tingginya langit, dalamnya bumi, luasnya mayapada, dan semua dinamika para penghuninya dapat menjadi bahan tulisan. Jangan takut kehabisan tema, karena tema tulisan tidak terbatas.
Kalimat di atas hanyalah salah satu inti sari dari buku berjudul, Saya Menulis Maka Saya Ada karya L. Nihwan Sumuranje. Buku ini menyajikan banyak motivasi yang akan mendorong para pembacanya untuk melakukan hal yang sama. Tak lupa penulis juga melengkapinya dengan berbagai contoh sehingga memudahkan pembaca untuk memahami lebih dalam isi buku tersebut.
Penulis ingin menepis semua anggapan bahwa menulis itu sulit dan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terentu saja, seperti profesor, dosen atau guru. Sejatinya, kegiatan menulis dapat dilakukan semua orang asalkan memiliki kemauan kuat dan mau berlatih terus-menerus. Di awal pembahasannya, saudara Nihwan memulainya dengan pentingnya kegiatan membaca sebelum menulis. Membaca dan menulis ibarat dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Budaya membaca merupakan modal utama yang harus dimiliki calon penulis. Tanpa proses membaca maka penulis akan dihadapkan pada kemacetan dalam mengembangkan gagasannya.
Ibarat sumur, membaca adalah sumber mata airnya. Makin banyak sumber mata air yang tergali, maka kualitas dan kuantitas materi tulisan pun makin bertambah. Kita harus terus melakukan penggalian materi agar senantiasa menemukan sumber mata air baru (halaman 27).
Seorang penulis wajib mendalami bacaan sesuai bidang masing-masing. Sebab hal ini merupakan fondasi, dasar dan pokok-pokok ilmu yang mesti dikuasai. Dengan bacaan yang berkualitas, seorang penulis akan mewariskan gagasan berkualitas pula untuk keberlangsungan peradaban manusia.
Dalam proses menuju sukses jadi penulis pasti banyak hambatan yang kadang membuat calon penulis pesimis dan bahkan tidak mau lagi mengembangkan keterampilan menulisnya. Oleh karena itu, selain motivasi yang timbul dari diri sendiri dibutuhkan motivasi yang datang dari luar sehingga kita tidak mudah putus asa ketika dihadapkan pada kegagalan. Salah satu motivasi dari luar adalah mengikuti sekolah atau pelatihan penulisan.
Dengan mengikuti pelatihan menulis, yang kita dapatkan tidak hanya teori-teori penulisan dan ilmu seputar menulis tetapi yang lebih penting lagi adalah motivasi menulis. Dari motivasi itu terlahir semangat untuk lebih giat lagi praktik menulis. Selain mengikuti pelatihan menulis, kita juga bisa bertemu langsung dengan penulis yang sudah berpengalaman. Penulis ini dapat diartikan sebagai figur yang produktif menulis untuk media massa maupun menulis buku (hlm 92).
Usahakan mengikuti pelatihan menulis untuk memotivasi diri untuk tetap optimis dalam berproses. Tidak ada kata mahal untuk mendapatkan ilmu karena biaya yang kita keluarkan menjadi investasi tidak ternilai di kemudian hari.
Sungguh, penulis sangat piawai meramu isi bukunya. Buku ini ditulis dengan bahasa sederhana dan dilengkapi beberapa tips menulis. Dengan harapan, buku ini benar-benar bisa menggelorakan semangat dan menginspirasi lahirnya penulis-penulis baru yang pada gilirannya akan memperkaya khazanah keilmuan di negeri ini. Selamat membaca dan mempraktikkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
Hermansyah Kahir (Penulis, editor lepas, dan Founder Seribu Pena Indonesia)
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating