Peresmian Pusat Perpustakaan Terlambat

Read Time:1 Minute, 50 Second
Peresmian Pusat Perpustakaan (PP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis (8/9) lalu tak sesuai dengan rencana. Awalnya, PP akan diresmikan pada Senin (5/9) lalu. Keterlambatan pembukaan layanan PP membuat beberapa mahasiswa UIN Jakarta kecewa.
Hal ini dirasakan mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora, Dera Fitriani. Ia tidak bisa mencari buku referensi untuk tugas kuliahnya karena PP masih belum dibuka. “Awalnya dikabarkan PP dibuka pada 5 September 2016, tapi ketika datang ke PP belum dibuka,” ungkap Dera, Rabu (7/9).
Dera menambahkan, PP yang tak kunjung dibuka menghambat dirinya dalam menyelesaikan tugas kuliah. Ia terpaksa harus mencari referensi buku di Perpustakaan Fakultas dengan kesediaan buku yang  terbatas. “Padahal buku di PP lebih lengkap dibandingkan di perpustakaan fakultas,” ujar Dera.
Hal yang sama juga dirasakan oleh salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Acep Lukmanul Hakim. Karya tulis yang tengah digarapnya terhambat karena ia tak bisa mencari sumber acuan serta mengakses jurnal di PP. Padahal, ia menyusun karya tulis ilmiah guna mengikuti lomba.
Mahasiswa semester tiga ini menyayangkan keterlambatan pembukaan PP. Menurutnya, di saat tugas kuliah yang mulai banyak, alangkah lebih baiknya apabila layanan PP sudah bisa ia dapatkan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala PP UIN Jakarta Amrullah Hasbana mengungkapkan, keterlambatan pembukaan pelayanan PP disebabkan proses pemindahan buku serta peralatan lain yang memakan waktu lama. Sehingga, lanjut Amrullah, pemindahan tersebut membutuhkan tambahan waktu dari rencana awal.
Amrullah mengakui kurangnya persiapan untuk membuka layanan PP. Salah satunya, proses pembersihan gedung baru yang belum selesai. “Jadi kita terpaksa harus mengundurkan peresmian operasional layanan PP,” ujar Amrullah, Kamis (8/9).
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bagian Umum UIN Jakarta Suhendro Tri Anggono. Ia  mengatakan, dalam proses pemindahan barang mengalami kesulitan. Seperti  rak-rak buku yang harus di ambil satu persatu dalam proses pemindahannya. “Kita harus memperhatikan kondisi barang agar tidak terjadi kerusakan saat proses pemindahan,” tutur Suhendro, Kamis (8/9).
Suhendro mengungkapkan, proses pemindahan PP juga tak mendapatkan anggaran khusus. Padahal, dalam proses pemindahan seharusnya menggunakan jasa pemindahan barang. “Kalau hanya karyawan PP akan memakan waktu lebih lama. Untuk itu bekerjasama dengan salah satu perusahaan jasa pemindahan,” pungkasnya.
AZ

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Ekspedisi Maut Para Pemburu Paus
Next post Perubahan Gelar Lulusan Universitas Islam