Read Time:2 Minute, 22 Second
Pengangguran merupakan persoalan yang terus menghantui banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Persoalan ini menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik. Dalam konteks Indonesia, pengangguran masih terbilang tinggi. Meskipun mengalami penurunan angkanya juga tidak signifikan.
Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran terbuka pada februari 2016 mencapai 7,02 juta atau 5,5 persen. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan Februari 2015 yang mencapai 7,45 juta orang atau 5,81 persen. Penurunan ini terjadi pada tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Sementara lulusan perguruan tinggi justru meningkat dari 5,34 persen menjadi 6,22 persen.
Lantas apa solusinya? Jawabannya tidak lain adalah dengan kewirausahaan. Inilah yang dikupas oleh Agus Siswanto dalam buku teranyarnya bertajuk The Power of Islamic Entrepreneurship. Secara khusus buku ini menawarkan wirausaha sebagai solusi untuk menekan angka pengangguran.
Kewirausahaan menjadi solusi dalam pembangunan, baik dalam jumlah maupun mutu wirausaha itu sndiri. Semakin banyak wirausaha di suatu negara, akan semakin maju dan berkembang perekonomian negara tersebut (hlm 3).
Islam dan Kewirausahaan
Islam dan kewirausahaan adalah dua hal yang seiring dan sejalan. Dalam Islam terdapat nilai-nilai yang menjadi basis bagi tumbuh kembangnya kewirausahaan, bahkan apabila dilihat dari sisi kurun waktu, Islam-lah yang sebenarnya menjadi peletak tonggak-tonggak kewirausahaan (hlm 48).
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan sebagai penduduk mayoritas Muslim, seharusnya bangsa ini memiliki jumlah wirausaha yang banyak pula. Hal ini mengingat bahwa Islam sangat erat dengan nilai-nilai kewirausahaan. Tapi sayang, masih banyak umat Islam di negeri ini yang belum mampu menjadikan kewirausahaan sebagai bagian dari ajaran Islam yang sudah dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau merupakan entrepreneur sejati yang mesti diteladani oleh para pengikutnya. Bahkan masa Rasulullah berdagang lebih lama ketimbang masa kenabiannya.
Saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 1,5 persen pengusaha dari total jumlah penduduk. Sementara negara Asean seperti Singapura tercatat sebanyak 7 persen, malaysia 5 persen, dan Thaland 4,5 persen.
Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa, seharusnya Indonesia mampu mengungguli negara-negara Asean yang tidak memiliki potensi sebesar Indonesia. Pengangguran yang semakin meningkat harus dijadikan peluang bagi para penganggur untuk lebih berani mengambil keputusan membuka usaha sendiri.
Sudah saatnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan ekonomi. Untuk itu, upaya untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan yang berbasis pada pendekatan ajaran Islam jelas merupakan langkah yang strategis dalam rangka menggelorakan kembali semangat berwirausaha di kalangan umat Islam. Jika kewirasuahaan sudah menjadi gerakan dalam kehidupan, tentu akan terlahir pengusaha-pengusaha muda yang pada gilirannya akan memajukan perekonomian bangsa.
Dengan penjelasan yang renyah dan mencerdaskan, semoga buku Agus Siswanto mampu menggugah dan menyadarkan para pembaca akan pentingnya kewirausahaan bagi kemajuan bangsa dan negera. Lebih dari itu, peningkatan jumlah wirausaha akan menekan angka pengangguran yang selama ini masih menjadi persoalan bangsa ini.
*Hermansyah Kahir
(Penulis, editor lepas, dan Founder Seribu Pena Indonesia)
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating