Read Time:1 Minute, 21 Second
Oleh: Mohammad Abdul Kloliq
Momentum September dijadikan para santri untuk kembali menziarahi isu PKI. Nyarung.in (red) sebagai pihak penyelenggara pada Sabtu (30/9/2017) menggelar diskusi “Ada Apa Dengan PKI?”. Isu dan sejarah tentang PKI harus dipandang secara objektif oleh para santri.
“Santri di Jakarta yang notabene dekat dengan politik, memang sudah seharusnya memahami keseluruhan polemik apa yang terjadi pada saat itu, kondisi Indonesia dan politik internasional juga tentunya,” terang Selamet Widodo pihak penyelenggara diskusi PKI.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa santri di Jakarta tidak usah terpengaruh tentang isu PKI.
“Tujuan diskusi ini sebenarnya untuk mencegah gerakan radikal ditengah masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Ngasiman Djoyonegoro yang menyampaikan diskusi terkait PKI tersebut, menyebutkan bahwa isu PKI memang menjadi isu yang diulang-ulang setiap tahun. “Isu PKI merupakan repitisi yang diulang-ulang tiap September. Banyak juga kelompok atau perorangan yang ingin mengambil untung dari isu yang disebar ke masyarakat tersebut,” jelas pria yang menjabat sebagai Direktur CISS tersebut.
Simon, begitu Ia sering dipanggil, menganggap isu PKI dapat menaikkan citra partai politik yang berkepentingan dalam pemilihan mendatang. “Partai politik yang ikut meramaikan isu PKI akan mendapatkan insentif dukungan dari masyarakat,” tambah calon peraih gelar doktor di Universitas Brawijaya.
Ia pun mengaku mengapresiasi santri dan nyarung.in lantaran menggelar diskusi tentang PKI. Dikatakan pula bahwa isu PKI termasuk proxi war di tingkat internasional sebagai KGB (Komunis Gaya Baru).”Yang perlu diingat para santri juga tentang KGB (komunis gaya baru). Jua pergerakan Islam garis keras dalam membangun kekuatan politik. Bagaimana bisa isu PKI namun yang disampaikan dalam demo menolak Perppu Ormas,” tandasnya.
*Penulis adalah kontributor LPM Institut dan merupakan Pemimpin Redaksi Nyarung.in
Average Rating