Konspirasi Miras di Gujarat

Read Time:3 Minute, 1 Second

Judul               : Raees
Genre              : Drama, Action
Sutrada            : Rahul Dholakia
Produser          : Farhan Akhtar, Ritesh Sidhwan, Gauri Khan
Duarsi             : 161 Menit
Rilis                 : 25 Januari 2017
Tak ada bisnis yang kecil, tak ada keyakinan yang lebih besar dari bisnis
Gujarat, 1980. Merupakan daerah di India yang saat itu terkenal dengan produksi mirasnya. Masyarakat di Gujarat saling bekerjasama untuk menutupi produksi miras besar-besaran kala itu. Mereka juga bersekongkol dengan polisi demi mengamankan bisnisnya.

Raees kecil (Master Subham Chintamani) mempunyai penglihatan kurang baik yang mengharuskan ia menggunakan kacamata. Ia pernah mencuri kacamata patung Ghandi. Di balik itu, Raees dikenal sebagai anak pemberani. Karena kelihaiannya, Raees dan sahabatnya, Sadiq (Master Subham Tukaram) dipercaya oleh Jairat, ketua sindikat pengusaha miras untuk menyelundupkan miras.

Hari berlalu, Raees dewasa (Shah Rukh Khan) tumbuh menjadi pekerja keras dan tak pantang menyerah. Ia dipercaya menjadi kaki tangan Jairat dalam bisnis mirasnya. Di waktu itu juga Raees menemukan potensi bisnis dalam dirinya dan berkeinginan untuk membuka bisnis mirasnya sendiri. Sayang, Jairat tak merestui keinginan Raees dan mempersulit usahanya. Kekesalan Jairat berbuntut pada perintah untuk pelunasan hutang Raees dalam tempo tiga hari.

Esoknya Raees menjual domba di kota. Namun masalah baru hadir. Raees kalap saat mendengar julukan mata empat yang dilayangkan padanya saat ia mencari lapak untuk menjual domba. Alhasil pertikaian pun tak dapat dihindari dengan pedagang lain.

Akibat kekacauan yang dilakukannya di pasar, Raees dan Sadiq diberi hukuman oleh Musabhai, gengster terkenal di wilayah itu. Setelah menyelesaikan hukuman, Raees menceritakan kesulitannya kepada Musabhai. Ketertarikan Musabhai terhadap Raees muncul saat melihat semangat bisnisnya. Bantuan diberikan kepada Raees, awalnya menolak namun akhirnya setuju karena tempo waktu pembayaran hutang semakin dekat.

Berkat bantuan Musabhai, Raees akhirnya menjadi pebisnis miras sukses. Kabar kehamilan istrinya  Aasiya Khan (Mahira Khan) menjadi pelengkap bahagia hidup. Namun, masalah datang ketika Mujmudar, polisi yang tidak bisa disogok hadir dan mengganggu bisnis Raees.

Tak hilang akal, Raees dengan cerdik menyusun strategi demi menggagalkan usaha Majmudar. Sayang, usaha Raees gagal ketika ia dikhianati oleh polisi yang selama ini ada di pihaknya, Inspektur CM.  Raees harus merasakan mendekam dalam jeruji penjara.

Selepas masa tahanan, Raees membangun perumahan yang menjadi impian warga, pembangunan tersebut bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur Gujarat. Sayang, pembangunan terhenti, uang investasi rakyat habis digunakan untuk mengirimkan bahan makanan umat Hindhu yang sedang tertimpa musibah. Sisi humanis  yang dimiliki Raees menimbulkan masalah besar untuknya, niat baik Raees justru membuat bisnisnya bangkruk.

Raees berinisiatif meminjam uang Musabhai. Pinjaman diberikan Musabhai dengan syarat Raees mengambil paket emas yang diperintahkan. Raees tak mengira paket yang ia ambil nyatanya berisi bom yang dikemudian hari diledakan Musabhai hingga menewaskan banyak orang.

Karier Raees semakin buruk karena menjadi buronan dengan tuduhan meledakan bom. Demi keselamatan keluarga dan sahabat dekatnya, ia memilih menyerakan diri ke pihak keamanan. Raees yang merasa bersalah karena ledakan bom itu meminta ditembak mati oleh polisi yang menangkapnya.

Film ini memberikan pesan bahwa saling membantu tak hanya diwajibkan dari golongan yang sama. Perbedaan tidak menjadi masalah, karena yang dibantu adalah sesama manusia. Tak hanya sebatas itu, film ini juga menggambarkan bagaimana kepentingan kelompok atau pribadi dapat mengalahkan kepercayaan yang sudah dibangun dengan baik.

Namun, film yang diperankan Shah Rukh Khan ini juga menampilkan banyak adegan kekerasan. Penggunaan bahasa yang kasar juga membuat film ini baiknya tidak ditonton oleh anak yang masih di bawah umur.

Nur Fadhilah

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Meluruskan Kesalahpahaman Ijtihad
Next post Jejak Mimpi Sang Penguasa