Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Read Time:1 Minute, 56 Second

Oleh: Sefi Rafiani

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar bunuh diri seorang mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara jurusan Bisnis Internasional. Ia mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari gedung setinggi 22 meter. Diduga depresi menjadi penyebab untuk bunuh diri.

Saat ini, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 800 ribu orang/tahun di dunia meninggal karena bunuh diri. Bunuh diri juga merupakan penyebab kematian tertinggi pada seseorang usia 15 hingga 19 tahun.

Menurut Psikolog London School of Pulic Relations Kassandra Purwanto, bunuh diri dihubungkan pada kondisi mental psikologis seseorang karena depresi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi psikis seseorang adalah faktor lingkungan, pola asuh, dan tekanan. Seseorang yang berpikir untuk bunuh diri memiliki adrenalin yang rendah, sehingga menyebabkannya kehilangan motivasi untuk bergerak secara lebih luas. Ia menolak bangun pagi, beraktivitas dan bergaul, bahkan tak memiliki nafsu makan.

Jika kondisi itu berlarut-larut, Kassandra menilai kedepannya ia akan menilai dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga, tidak bernilai sama sekali di mata orang, dan merasa hidupnya sia-sia juga tak bermakna. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, faktor lingkungan lah yang mempengaruhi kondisi psikis seseorang, maka keluarga yang menjadi bagian dari lingkungannya adalah benteng pertama yang dapat mencegah munculnya niat bunuh diri.

Orang yang cenderung ingin bunuh diri menganggap masalah dan tekanan yang ia hadapi begitu besar dan tak dapat diatasi. Dan perasaan tak ada seorang yang mau mendengar kegelisahannya  juga mempengaruhinya untuk mengakhiri hidup. Maka ketika kita dihadapkan pada seseorang yang begitu depresi dalam menyelasaikan masalahnya, selayaknya kita keluarga dapat menjadi pendengar yang baik. Sehingga depresi orang tersebut dapat dikurangi.

Selain menjadi pendengar yang baik, jika kita melihat seseorang teman ataupun kerabat yang memperlihatkan keinginan untuk bunuh diri, maka amat disarankan untuk menghubungi tenaga kesehatan profesional seperti psikolog atau psikiater. Hal lain seperti menjauhkan mereka dari        benda-benda tajam atau berbahaya yang sekiranya dapat menyakiti tubuh mereka juga dapat dilakukan untuk pencegahan.

Di atas semua itu, cara kita mengolah emosi saat diuji masalah yang sulit tetaplah menjadi hal utama yang harus dipelihara dan dijaga. Bagaimanapun juga kesehatan mental dan psikologis merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia. Jangan sampai hal-hal negatif yang banyak berseliweran di benak kita dan lingkungan sekitar kita yang mengontrol emosi dan perasaan kita. Maka dari itu hidup sehat tak lagi hanya fisik yang sehat, kita juga harus memiliki manajemen stress yang baik.

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Eksplorasi Kekayaan Cirebon Melalui Fotografi
Next post Bekerja Untuk Belajar