Menghalau Dingin di Tanah Agresi, Idlib

Menghalau Dingin di Tanah Agresi, Idlib

Read Time:1 Minute, 41 Second
Menghalau Dingin di Tanah Agresi, Idlib
Musim dingin kerap menjadi ancaman paling mematikan bagi penduduk di negara Timur Tengah yang dirundung konflik, termasuk Suriah. Pasalnya, penduduk di negara itu hidup dalam serba keterbatasan dalam menghadapi musim dingin, keterbatasan makanan, keterbatasan tempat tinggal, keterbatasan bahan bakar untuk pemanas ruangan atau pun selimut. 
Para pengungsi internal Suriah di Atimah tinggal di bangunan sederhana beratapkan terpal. Ada pula yang tinggal di unit-unit tenda. Keadaan tempat tinggal yang seperti itu tentu tidak dapat memberikan perlindungan di musim dingin.
Pada Kamis (28/2), ACT menyalurkan bantuan musim dingin berupa selimut ke wilayah Atimah. Distribusi itu merupakan ikhtiar membantu para penyintas konflik Suriah tersebut untuk melindungi tubuh dari suhu dingin. “Paket selimut diberikan kepada 250 kepala keluarga. Mereka adalah pengungsi internal yang menjadi korban perang,” lapor Firdaus Guritno dari Global Humanity Response (GHR) – ACT.
Hingga saat ini, keadaan di Idlib masih genting. Agresi masih kerap menyasar provinsi tersebut. Pertengahan Februari lalu, dikutip dari Al Jazeera, serangan bom ganda terjadi di kota Idlib, Senin (18/2). Serangan itu menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk 4 anak-anak, dan puluhan orang lain luka-luka.
Bantuan untuk pengungsi Suriah pun diimplementasikan ke sejumlah wilayah lainnya. Di hari yang sama, bantuan musim dingin juga diberikan kepada pengungsi Suriah di Arsal, Lebanon. Bantuan selimut diberikan kepada 300 kepala keluarga pengungsi. Di kota Arsal, sekitar 65 ribu penduduk Suriah mengungsi. Kota itu menjadi salah satu lokasi terdingin di Lembah Bekaa. Suhu di Arsal bisa mencapai minus 1 derajat Celsius.
Musim dingin selalu menjadi masa-masa yang menantang bagi para pengungsi. The Guardian pertengahan Januari lalu melaporkan, setidaknya 11.000 pengungsi anak dan keluarga mereka menghadapi suhu dingin tanpa tempat berlindung. Hujan lebat di provinsi Idlib pun sempat menyapu tenda dan barang-barang pengungsi. Sementara, kamp-kamp di perbatasan Kota Arsal terbenam salju. Permukiman di daerah Bekaa tengah dan barat pun mengalami kerusakan yang lebih parah karena terendam banjir besar. Beberapa hari sebelumnya, PBB juga mengonfirmasi meninggalnya seorang anak karena tergelincir jatuh ke sungai saat badai salju.
Penulis: Gina Mardani Cahyaningtyas (bagian dari ACT)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Membangun Digoel Lewat Cita-Cita Previous post Membangun Digoel Lewat Cita-Cita
Perkara Kelola Kemahasiswaan Next post Perkara Kelola Kemahasiswaan