RPK
Read Time:2 Minute, 54 Second
Judul Film: Uang Panai
Tahun Rilis : 2016
Sutradara : asril sani dan halim Gani safia
Genre : Drama, Komedi
Studio :
Durasi : 1 jam 59 menit
Film diawali dengan sorotan latar pelabuhan Makassar. Seorang pemuda bernama Irwansyah (Ikram Noer) yang akrab disapa Anca telah pulang ke kampung halamannya. Kepulangan Anca membawa kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Kedua orang tua, sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya merayakan kepulangan Anca kembali ke rumahnya dengan suka cita.
Kembalinya Anca ke tanah rantauannya juga merupakan kebahagiaan bagi Risna (Nur Fadillah), mantan kekasih Anca. Risna merupakan putri sulung dari keluarga kaya yang sempat patah hati karena ditinggal Anca tanpa kejelasan. Anca dan Risna bertemu kembali karena kejadian yang tidak sengaja. Anca berhasil menangkap penjambret tas milik wanita, dan ternyata pemilik dari tas tersebut adalah Risna.
Selama Anca berada di Makassar, Anca berusaha mencari pekerjaan dibantu oleh dua
orang sahabatnya Tumming dan Abu. Sayangnya, tak satu pekerjaan pun yang berhasil ia dapat. Kemudian kondisi Anca berubah setelah beberapa hari ia menjalin komunikasi dengan Risna. Anca akhirnya mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan. Pekerjaan yang didapatkan Anca merupakan rekomendasi dari Risna tanpa sepengetahuan Anca.
Sebelum Anca mendapatkan pekerjaan, Risna mengatakan bahwa ia memiliki permintaan kepada Anca. Tetapi permintaan tersebut baru akan diutarakannya jika Anca sudah memperoleh gaji pertamanya. Ternyata permintaannnya kepada Anca bahwa ia ingin segera dilamar. Permintaan Risna inilah yang menjadi pemicu lahirnya konflik dalam Film Uang Panai.
Pada tradisi suku Bugis–Makassar, uang panai adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi calon mempelai pria untuk mempersunting si wanitanya. Biasanya uang panai diberikan kepada pihak laki-laki kepada calon mempelai perempuan untuk keperluan mengadakan pesta atau uang belanja untuk pernikahan.
Uang panai yang sangat tinggi menjadi tantangan bagi Anca, terlebih uang yang dikumpulkannya dari gaji bekerja tak cukup untuk memenuhi permintaan orang tua Risna. Atas dasar ini, Anca melakukan banyak hal untuk mengumpulkan uang agar segera bisa menikahi gadis pujaannya. Untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, ia dibantu oleh dua sahabat karibnya Tumming dan Abu.
Anca menempuh banyak cara dan perjuangan, hingga akhirnya uang panai terkumpul. Di luar dugaan, ternyata ayah Risna mempunyai banyak hutang sehingga membuat dirinya ditangkap preman. Anca yang melihat kejadian itu kemudian menyerahkan uang panai yang sudah ia kumpulkan kepada preman tersebut sebagai bayaran untuk hutang ayah Risna.
Setelah peristiwa tersebut, ayah Risna mau menerima Anca sebagai calon menantu walau
tanpa ada uang panai. Bagi orang tua Risna, Anca telah membuktikan perkataanya untuk mengumpulkan uang panai serta bertanggung jawab atas apa yang telah ia ucapkan sebelumnya.
Perjuangan memenuhi uang panai senilai 120 juta merupakan inti dari keseluruhan cerita di film ini. Beberapa filosofi kehidupan yang disuguhkan melalui pesan-pesan sosial, dibungkus dengan sangat menarik oleh sutradara. Menariknya, pesan yang dihadirkan tidak selalu disampaikan secara terang-terangan, namun banyak juga yang disampaikan secara tersirat yang kemudian dikemas dalam hiburan jenaka.
Jika ditelusuri lebih dalam, film ini menyuratkan perlawanan atas kebiasaan yang berlaku dimasyarakat Bugis-Makassar. Uang panai yang terlalu tinggi malah mengakibatkan banyak perempuan dan laki-laki menjadi perawan tua dan perjaka tua serta maraknya orang yang silariang (kawin lari). Uang panai hadir sebagai harga diri bagi seorang perempuan. Di sisi lain, perempuan terdefinisikan sebagai produk jual lewat uang panai yang ditentukan.
Mengutip dialog di film ini yang sebenarnya mencoba meluruskan budaya uang panai dengan menyelaraskan makna pernikahan dalam Islam. Tak ada anjuran uang panai di dalam Islam untuk menikahkan dua orang insan yang saling mencintai. Yang wajib dalam Islam itu mahar bukan uang panai. Dalam Islam mahar itu adalah hak seorang Istri. Akan tetapi, mahar harusnya didasari kemudahan tanpa mempersulit kondisi kedua belah pihak.
Average Rating