Saksi Bisu Tragedi Holokaus

Saksi Bisu Tragedi Holokaus

Read Time:3 Minute, 4 Second

Saksi Bisu Tragedi Holokaus
                                                                
                                                         
Judul           : A Bag of Marbles (Un sac de billes)
Sutradara   : Christian Duguay
Durasi         : 110 menit
Tahun rilis  : 15 Januari 2017
Genre         : Drama
Perjuangan hidup kakak-beradik dalam Perang Dunia II. Tepatnya pada 1940-1944 di mana pembantaian besar-besaran dilakukan oleh tentara Nazi terhadap bangsa Yahudi di Prancis, dikenal dengan peristiwa Holokaus.
Tepat pada Perang Dunia kedua, periode 1940 hingga 1994 terjadi peristiwa Holokaus. Peristiwa ini bermula dari pendudukan Jerman di Prancis. Tak berselang lama, tentara Nazi pun mulai melakukan serangkaian aksi yang merugikan kaum Yahudi. Di mana, terjadi pembantaian secara besar-besaran terhadap orang-orang Yahudi. Bahkan, 72.500 orang di antaranya dideportasi ke kamp-kamp pemusnahan hingga tewas.
Cerita pada Film A Bag of Marbles berawal ketika pemerintah Prancis memberlakukan sensus penduduk serta pencatatan orang Yahudi. Kaum Yahudi dipaksa mengenakan lencana bintang berwarna kuning dipadu hitam bertuliskan ‘Yahudi’ melintang di bagian sisi kiri dada. Salah satu yang menerapkan aturan itu adalah keluarga Joffo. Akibat pemakaian lencana, Joseph Joffo dan Maurice Joffo mendapatkan ejekan dan pukulan dari teman-temannya di sekolah karena identitasnya yang dicap sebagai seorang Yahudi.
Melihat kejadian buruk yang menimpa kedua anaknya, sang ayah, Roman mulai mengkhawatirkan kondisi keluarganya. Roman memerintahkan anaknya untuk pergi meninggalkan Paris. Tak hanya itu, Roman berpesan kepada anaknya untuk tidak mengatakan identitas asli mereka kepada siapapun. Akhirnya kakak-beradik tersebut terpaksa meninggalkan Paris malam hari untuk menyelamatkan diri dari kejaran tentara Nazi.
Mereka berdua pergi dari satu tempat ke tempat lainnya dan melakukan perjalanan jauh tanpa didampingi kedua orang tuanya. Dalam pengembaraannya, mereka berdua bertemu dengan banyak orang. Tampak orang-orang yang ditemuinya memancarkan sorot mata ketakutan yang begitu nyata, namun kakak-beradik ini justru tak memperdulikannya. Dalam pelariannya, Joseph dan Maurice selalu dihantui rasa ketakutan dan putus asa, namun keduanya selalu menguatkan satu sama lain.
Setelah semua kesulitan berlalu, kedua anak tersebut akhirnya bertemu keluarganya. Mereka menghabisakan waktu bersama walaupun hanya sesaat, karena keduanya harus berpisah untuk kedua kalinya. Joseph dan Maurice menghabiskan sebagian waktu di Kamp Collabos, kamp pemerintah untuk anak dibawah umur. 
Masalah pelik tiba-tiba muncul usai Joseph Joffo dan Maurice Joffo diculik oleh tentara Nazi. Mereka bahkan ditempatkan di gedung tahanan Nazi. Mereka dipaksa untuk mengakui identitas mereka. Caci maki serta pukulan demi pukulan terlontar dari tentara Nazi semakin membuat mereka putus asa. Tetapi keteguhan hati dan semangat Joseph Joffo dan Maurice Joffo justru semakin kokoh untuk melanjutkan perjuangan hidup. 
Film yang disutradarai Christian Duguay diangkat dari kisah nyata sang penulis, Joseph Joffo. Film ini memperlihatkan kejamnya tentara Nazi di era itu. Film berdurasi 110 menit ini, tersaji dengan apik. Film ini menggambarkan ketakutan, kesedihan, dan kebahagiaan yang terkemas rapi. Kekurangan film ini adalah settingtempat yang tidak digambarkan dengan jelas. Disamping itu, Film ini mengandung pesan kekeluargaan yang sangat kuat, dan keberanian Joseph dan Maurice dalam melawan rasa takut dan putus asa.
LAH

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Sistem UKT Sebagai Wujud Keadilan Biaya Perkuliahan Previous post Sistem UKT Sebagai Wujud Keadilan Biaya Perkuliahan
Transaksi Digital Era 4.0 Next post Transaksi Digital Era 4.0