Polemik Tutupnya Pintu Doraemon

Polemik Tutupnya Pintu Doraemon

Read Time:2 Minute, 17 Second

 

Polemik Tutupnya Pintu Doraemon

Penutupan pintu doraemon  dianggap mempersulit mahasiswa dan pedagang Pesanggrahan. Selain mempersulit, hal tersebut seakan menutup pintu rezeki bagi mereka yang tengah mengais pundi-pundi rupiah.


Pintu kecil berwarna hijau yang akrab dengan sebutan pintu doraemon belakangan ramai menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa dan pedagang Pesanggrahan. Pada Rabu (18/5) lalu, Aliansi Mahasiswa Peduli Pedagang Pesanggrahan menyelenggarakan aksi di depan Gedung Rektorat, mendesak pihak kampus untuk segera membuka pintu doraemon. 

Menurut keterangan Ketua Asosiasi Pedagang Pesanggrahan Mahmud Siyam, pada Jumat (27/5), pihaknya mengirimkan surat somasi untuk pertama kalinya kepada pihak rektorat. Tak kunjung mendapat respons, pihaknya kembali mengirimkan surat somasi pada Kamis (2/6). Mahmud hanya berharap pihak kampus dapat segera membuka kembali pintu doraemon. “Penutupan pintu ini bukan hanya masalah akses jalan, melainkan masalah perut kami (pedagang) juga,” ungkapnya, Kamis (8/6).

Ketua Aliansi Mahasiswa Peduli Pedagang Pesanggrahan, Dermawan menuturkan hingga saat ini pihak kampus tak kunjung merespons dan menindaklanjuti aksi yang sudah dilakukan. Pihaknya bahkan telah membuat petisi untuk segera membuka pintu doraemon. Sebanyak 80 persen responden setuju jika pintu doraemon segera dibuka. “Bila somasi masih belum direspons, kami akan melakukan demo untuk kedua kalinya dengan massa yang lebih banyak,” tegasnya, Rabu (7/6). 

Menurut keterangan Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Ahmad Rodoni, ditutupnya pintu doraemon merupakan hal yang wajar. Alasan masih ditutupnya pintu itu hingga kini, kata dia, demi menjaga keamanan kampus, sebab banyak penduduk Pesanggrahan yang lalu lalang di wilayah kampus. “Jika saya memposisikan diri sebagai pedagang, saya akan memaklumi ini, apalagi sebelum pintu ditutup banyak penduduk Pesanggrahan berseliweran di UIN,” ujar Rodoni, Kamis (8/6).

Salah satu penjual es gerobak di Pesanggrahan Lili merasa dengan ditutupnya pintu doraemon, pihak kampus seakan mempersulit pedagang untuk mengais rezeki di area kampus. “Semoga pihak kampus bisa segera membuka pintu doraemon, karena sangat mempersulit kami,” tutur Lili, Selasa (6/6). 

Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Hibat. Ia mengaku setuju jika  pintu doraemon dibuka, sebab mempermudah akses mahasiswa saat  menuju ke Pesanggrahan.  Ia juga berharap pihak kampus dapat segera membuka pintu itu demi kelancaran bersama. “Harapan saya cepat dibuka, karena sangat membantu kami khususnya mahasiswa,” ungkap Hibat, Selasa (6/6).

Tak hanya Hibat, Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Aldy Rahman turut menuturkan pendapat yang sama. Aldy mengaku sangat setuju bila pintu doraemon kembali dibuka, sebab akan memudahkan mobilitas mahasiswa terutama pejalan kaki. Bagaimanapun kondisi di balik masih ditutupnya pintu doraemon, menurut Aldy pihak kampus harus segera mencari solusinya. “Walau bisa muter lewat jalan depan, enggak ada salahnya memanfaatkan fasilitas kampus untuk kemaslahatan bersama,” tutur Aldy, Jumat (10/6).

Institut kemudian menghubungi Satpam Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta untuk meminta konfirmasi sejak Minggu (12/6). Namun pihaknya menolak untuk diwawancarai.

Reporter: Ken Devina

Editor: Haya Nadhira


About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Peran Society 5.0 Dalam Peningkatan Sistem Pendidikan di Indonesia Previous post Peran Society 5.0 Dalam Peningkatan Sistem Pendidikan di Indonesia
UIN Jakarta Gunakan Kartu E-Money untuk Bayar Parkir Next post UIN Jakarta Gunakan Kartu E-Money untuk Bayar Parkir