Kesenjangan Fasilitas di Musala FEB

Kesenjangan Fasilitas di Musala FEB

Read Time:1 Minute, 52 Second

 

Kesenjangan Fasilitas di Musala FEB

Perbedaan musala laki-laki dan perempuan di FEB menjadi hal yang selalu diperbincangkan. Kurangnya berbagai fasilitas di musala perempuan menjadi hal utama yang sering dikeluhkan.



Perbedaan antara musala laki-laki dan perempuan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kerap menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa. Pasalnya, terdapat perbedaan fasilitas yang tersedia antara musala laki-laki dan perempuan. Seperti kurangnya jumlah keran, air yang menggenang di tempat wudu, mukena yang mengeluarkan bau tidak sedap, serta alat penyejuk udara yang sering kali tidak berfungsi.


Wakil Dekan (Wadek) Bagian Administrasi Umum FEB, Suhendra mengatakan adanya perbedaan fasilitas yang terjadi bukan karena adanya tindak diskriminasi antara musala laki-laki dan perempuan. Suhendra menceritakan, pada awalnya, dirinya ingin menempatkan musala laki-laki dan perempuan di satu tempat yang sama, yaitu tempat yang saat ini menjadi musala laki-laki. Sulitnya mobilitas, ujarnya, menjadi salah satu pertimbangan alasan dipisahnya musala laki-laki dan perempuan. “Perbandingan mobilisasi antara mahasiswa dan mahasiswi susah karena pintunya cuma satu,” jelas Suhendra, Senin (26/10).


Suhendra menambahkan, keluhan terkait sering matinya alat penyejuk udara, dapat dilaporkan kepada petugas terkait. “Untuk fasilitas AC bisa langsung dilaporkan, dan langsung ditangani oleh petugas pemeliharaan,” tutur Suhendra, Senin (26/10).


Mahasiswi Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah, Maharani Puspa merasa musala laki-laki lebih luas daripada perempuan. Puspa mengaku kurang merasa nyaman dengan tempat wudu di musala perempuan sebab terdapat genangan air dan kurang tersedianya jumlah keset. 


Menurut mahasiswi Prodi Akuntansi, Aulia Zahra Wandari mengungkapkan jumlah mukena pada musala perempuan sudah cukup banyak. Meski begitu, ia mengaku tidak nyaman dengan kondisi mukena dan sajadah yang tersedia. “Yang membuat saya risih adalah mukena dan sajadahnya yang mengeluarkan bau tidak sedap,” ungkap Aulia, Senin (25/10).


Aulia mengucapkan tidak adanya ventilasi udara juga membuat udara di sekitar musala perempuan terasa tidak nyaman. Ia menilai musala perempuan memiliki ruangan yang kecil dan kurang ventilasi udara sehingga membuatnya merasa pengap.


Budi, petugas kebersihan lantai satu FEB menuturkan sudah melakukan pembersihan rutin pada musala perempuan FEB. Menurutnya, penyusunan ubin yang tidak langsung menuju ke pembuangan air menjadi penyebab adanya genangan air di musala tersebut. Selain itu, tidak ada waktu rutin untuk penggantian mukena, karena menurut pengakuan Budi, tidak ada pengurus yang ditetapkan untuk itu. 


Reporter: ASP

Editor: Aisyah Fitriani Arief

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Menggores Karya Lewat Jurnalistik Fair Previous post Menggores Karya Lewat Jurnalistik Fair
Sinyal Meredup, Wi-Fi Tak Jadi Solusi Next post Sinyal Meredup, Wi-Fi Tak Jadi Solusi