Polemik Pemindahan Tali Toga Tuai Kecaman Wisudawan

Polemik Pemindahan Tali Toga Tuai Kecaman Wisudawan

Read Time:2 Minute, 12 Second

Gladi bersih Wisuda ke-129 sempat berlangsung kisruh. Hal itu disebabkan karena kebijakan baru pemindahan tali toga yang ditetapkan oleh pihak kampus. Calon wisudawan pun melakukan aksi penolakan terhadap kebijakan tersebut.

Gladi bersih Wisuda ke-129 Universitas Islam Negeri (UIN) Hidayatullah Jakarta diselenggarakan di Auditorium Harun Nasution (Harnas), Kamis (24/8). Saat itu, pihak kampus menginformasikan kebijakan bahwa rektor hanya memindahkan tali toga bagi wisudawan terbaik saja. Kebijakan tersebut memicu protes dari para calon wisudawan, beberapa diantaranya meninggalkan gladi dan melakukan aksi penolakan di dalam Harnas. 

Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama (BAAKK), Priyono menyatakan alasan yang melatarbelakangi kebijakan baru terkait pemindahan tali toga. Pertama, agar pelaksanaan wisuda tidak melewati waktu salat mengingat UIN Jakarta adalah kampus Islam. Kedua, perihal efisiensi waktu mengingat hampir seribu mahasiswa yang akan diwisuda akhir pekan ini.

“Rektor tetap mewisuda semuanya. Lalu, melakukan simbolis pemindahan tali toga pada wisudawan terbaik. Kemudian pemberian ijazah dilanjutkan oleh dekan,” jelas Priyono, Kamis (24/8).

Menanggapi kebijakan tersebut, Calon Wisudawan Program Studi (Prodi) Manajemen Dakwah, Armanda Chiesa mengungkapkan, aksi penolakan diinisiasi oleh calon wisudawan yang merasa kecewa. Para calon wisudawan menuntut agar prosesi pemindahan tali toga tetap dilaksanakan layaknya wisuda-wisuda sebelumnya.

“Prosesi pemindahan tali toga dapat dilakukan bersama pemberian ijazah oleh dekan untuk menghemat waktu,” ungkap Armanda, Kamis (24/8). 

Calon wisudawan lainnya dari Prodi Ilmu Hadits, Putri Naomi mengatakan, prosesi pemindahan tali toga oleh rektor merupakan sebuah tradisi di UIN Jakarta. Prosesi tersebut, menurutnya, telah dinanti oleh mahasiswa selama menjalani masa kuliah dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. “Seharusnya rektor tidak membuat kebijakan tersebut,” lanjut Naomi, Kamis (24/8).

Muhammad Fitroh Amrilla, Calon Wisudawan Terbaik Fakultas Sains dan Teknologi mengaku tidak sepakat dengan kebijakan tersebut. Menurutnya, hal tersebut merupakan hak bagi semua wisudawan dan wisudawati. “Walaupun saya sebagai wisudawan terbaik, saya kurang setuju dengan kebijakan tersebut,” tuturnya, Kamis (24/8). 

Calon Wisudawan Terbaik Fakultas Psikologi, Muhammad Fadeel Aribowo menuturkan, penghapusan prosesi pemindahan tali toga oleh rektor tidak berdampak signifikan pada durasi wisuda. Solusi alternatif agar wisuda selesai sesuai jadwal, menurut Fadeel, wisudawan dapat hadir tepat waktu dan menyimak arahan panitia dengan baik.

“Pemindahan tali toga ini kan tidak memakan waktu lama dan sekedar simbolis saja, jadi seharusnya masih bisa dilakukan,” lanjut Fadeel, Kamis (24/8). 

Setelah para calon wisudawan mengemukakan tuntutannya, Priyono segera menghubungi jajaran rektor yang berhalangan hadir. Hasilnya, lanjut Priyono, rektor membatalkan kebijakan baru dan setuju dengan aspirasi  mahasiswa, yakni tetap melakukan pemindahan tali toga pada setiap wisudawan.

“Yang substansial, tali toga tetap dipindahkan oleh rektor. Dekan memberikan map ijazah,” pungkas Priyono, Kamis (24/8). 

Reporter: Shaumi Diah Chairani, Wan Muhammad Arraffi

Editor: Muhammad Naufal Waliyyuddin

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Perjuangan Jurnalis Ungkap Kasus Pelecehan Seksual Previous post Perjuangan Jurnalis Ungkap Kasus Pelecehan Seksual
Polusi Udara: Bertaruh Kesehatan Fisik dan Mental Next post Polusi Udara: Bertaruh Kesehatan Fisik dan Mental