Read Time:2 Minute, 31 Second
Rasa haru tergambar di wajah Surti. Matanya sembab melihat sosok wanita tua di depannya. Sosok Sang Ibu yang ia sayangi setelah empat tahun ia tinggalkan. Begitu pun sebaliknya. Sang Ibu yang melihat kembali anak perempuan satu-satunya. Anak perempuan yang selalu menemaninya dalam kesendirian. Menemani di kala senang maupun susah.
Semua berawal ketika Surti mendapat tawaran dari temannya semasa duduk di bangku SMA. Ia ditawari untuk melanjutkan kuliah di Amerika. Mendengar tawaran tersebut, Surti merasa ragu. Ia takut untuk meninggalkan Ibunya. Namun, di sisi lain ia pun tak kuasa menahan hasratnya untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.
Dengan berat hati, ia kemudian meminta izin kepada Sang Ibu untuk menerima tawaran dari temannya itu. Awalnya ia ragu, namun sebaliknya, justru ia malah mendaptkan izin untuk menerima tawaran tersebut.
Empat tahun berlalu. Surti telah menyelesaikan studinya di negeri Paman Sam. Rasa rindu pada Sang Ibu membuatnya langsung mengambil keputusan untuk langsung pulang ke Tanah Air. Itulah sepenggal cerita dari film Berbagi Kelambu yang diputar dalam acara Goes To Creative Video 4 DNK (Dakwah N Komunikasi) TV di Aula Madya lantai 2, Selasa (17/6).
Selain film Berbagi Kelambu, acara yang berlangsung sejak Senin (16/6) itu juga memutar tiga film pendek dan empat film dokumenter lainnya. Kedelapan film yang dibuat oleh 35 para calon anggota DNK TV sebagai persyaratan menjadi anggota.
Sutradara film Berbagi Kelambu, Nur Khaleda mengatakan, kisah yang ia angkat dalam filmnya terinspirasi dari keprihatinan Khaleda terhadap intensitas komunikasi yang semakin jarang antara anak dan orang tua. Ia menuturkan, sekarang tak jarang komunikasi terjalin jika ada keperluan saja. Mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) semester dua itu mencontohkan seperti mahasiswa yang meminta uang pada orang tuanya.
Selain itu, kata Khaleda, film seyogiyanya bukan cuma sekadar tontonan, namun juga bisa menjadi media pendidikan. “Bukan cuma hiburan, tapi bagaimana film bisa mempengaruhi cara pandang dan sikap orang lain,” katanya, Selasa (17/6). Selama proses pembuatan film, Khaleda menambahkan, ia pun menemukan berbagai kendala. Hal itu terjadi lantaran dirinya merangkap sebagai pemain.
Seusai pemutaran film, acara berlanjut dengan talk show yang diisi Syamsul, asisten sutradara film 99 Cahaya di Langit Eropa. Syamsul mengatakan, kegiatan-kegiatan seperti ini penting dilakukan karena bisa mengimplementasikan ide-ide mahasiswa. “Kuliah itu bukan hanya duduk di bangku kelas saja,” tegasnya.
Sementara itu, ketua panitia Goes to Creative Video 4, Deby Noviah mengatakan, ia bersama ke-34 temannya di DNK TV akan kembali mengadakan acara yang sama namun lebih besar, pada September mendatang.
Diadakan acara ini mengundang berbagai komentar dari beberapa peserta. Hal itu seperti yang ungkapkan mahasiswa KPI, Ahmad Wahyudi. Ia mengaku telah berniat untuk aktif di dunia perfilman. “Jadi terinspirasi dan ngerasa tertarik sama dunia perfilman,” katanya.
Berbeda dengan Yudi, mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah, Agung Harisman, menyayangkan publikasi yang tak maksimal pada acara DNK TV ini. “Menurut saya publikasinya kurang. Jadi, seolah-olah acaranya kaya buat anak dakwah doang,” ucapnya.
Thohirin
Average Rating