UIN Perlu Terapkan K3

Read Time:1 Minute, 48 Second
Suasana Workshop Tanggap Darurat Gedung Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diadakan KSR PMI UIN Jakarta, Senin (23/6).


Sebagai lembaga pendidikan, kampus seharusnya bisa menjadi tempat yang memberikan rasa nyaman dan aman bagi setiap orang dari keadaan bahaya. Apalagi, di dalam kampus begitu banyak aktivitas yang dilakukan mahasiswa, dosen, dan karyawan. Karenanya, untuk mengantisipasi kampus dari beragam bahaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta perlu menerapkan sistem tanggap darurat dalam melakukan pembangunan gedung UIN Jakarta.

Seperti yang diungkapkan dosen Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) UIN Jakarta, Iting Shofwati dalam workshop  “Sistem Tanggap Darurat Gedung Tinggi”. Acara tersebut diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korp Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Jurusan (BEMJ) Kesehatan Masyarakat, di Aula Madya lantai 1, Senin (23/6).

Menurut Iting, tujuan perlunya menerapkan sistem tanggap darurat di kampus UIN Jakarta, agar terhindar dari berbagai bahaya. Ia mencontohkan, seperti kasus yang pernah terjadi pada Oktober 2013 lalu, Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) rusak dan berantakan akibat dihantam angin kencang. Hal itu disebabkan kurangnya perencanaan manajemen keadaan darurat yang disesuaikan dengan potensi kondisi gedung yang ada.

Iting menambahkan, selain kurangnya perencanaan, UIN pun masih kurang dalam sosialisasi manajemen keadaan darurat. “Di UIN Jakarta ini terdapat 20 ribu mahasiswa, dan kurang lebih 130 orang karyawan. Tapi, nyatanya mereka belum punya ahli dalam bidang kebakaran,” paparnya.

Wakil Rektor (Warek) III, Bidang  Kemahasiswaan, Sudarnoto Abdul Hakim, menyatakan, kampus UIN Jakarta sekarang perlu menerapkan sistem tanggap darurat. Hal ini karena gedung UIN Jakarta terdiri dari tujuh lantai. “Dulu, UIN belum memerlukan sistem tanggap darurat karena gedungnya belum banyak, jadi tidak banyak masalah,” ujarnya.

Dalam melakukan penyempurnaan kemajuan UIN, kata Sudarnoto, maka perlu diadakannya penyeimbangan antara fasilitas dan perawatan gedung. “Kan semakin tahun, kebutuhan UIN semakin besar dan bertambah. Selain itu, sumber daya manusianya juga mengalami perkembangan,” tutur Sudarnoto, Senin (23/6).

Senada dengan Sudarnoto, ketua panitia Rahma Chairunisa, menjelaskan, diadakannya workshop tersebut berdasarkan observasi lapangan panitia terhadap sistem K3 di UIN Jakarta. Menurutnnya, sistem keselamatan UIN Jakarta belum memenuhi standar prosedur K3. Sehingga masih berpotensi terkena bahaya. Selain itu, tujuan diselenggarakannya acara tersebut juga untuk menyadarkan dan mensosialisasikan kepada masyarakat UIN terhadap potensi bahaya.

ZA

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Pariwisata Berbasis Budaya Timbulkan Kontroversi
Next post Mahasiswa Beromzet Ratusan Juta