Ketika Negeri Darurat Cinta

Read Time:1 Minute, 10 Second


Kalau cinta sudah di buang jangan harap keadilan akan datang kesedihan hanya tontonan bagi mereka yang diperkuda jabatan

Setelah sukses pada 28 Oktober lalu, acara Emperan Budaya untuk kedua kalinya kembali digelar dengan tema “Negeri Darurat Cinta” (12/11).

Ketua pelaksana Emperan Budaya, Muhamad Azami mengatakan, ada perubahan makna soal definisi cinta di kalangan anak muda negeri ini. Makna cinta, menurut Azami, kini sudah tereduksi.

“Cinta bukan hanya bicara soal hubungan perempuan dan laki-laki. Apalagi cinta hanya dimaknai dengan pernikahan mewah. Ada pekerjaan besar yang harus kita semua selesaikan di negeri ini,” kata Azami.

karena itu, lanjut Azami,  selain orasi dan apresiasi seni, Emperan Budaya kedua ini juga akan diadakan diskusi mengenai makna cinta yang lebih luas. “Bagaimana cinta juga kita tujukan bagi negeri ini,” ujar Azami.

Emperan Budaya merupakan rangkaian pra-acara untuk mengawali festival buku yang rencananya akan diadakan Mei 2015 nanti. Sebagai pra-acara, Emperan Budaya rencananya bakal diadakan setiap bulan di seluruh fakultas di UIN Jakarta.

Tak hanya itu, menurut Azami,  Emperan Budaya  didadakan juga sebagai wadah bagi komunitas-komunitas yang ada di UIN Jakarta.

Selain festival buku sebagai acara puncak dan wadah bagi komunitas di UIN Jakarta, nantinya, Emperan Budaya juga akan membuat produk seperti jurnal dan semacamnya.

Emperan Budaya diadakan oleh beberapa komunitas, organisasi maupaun forum diskusi. Diantaranya, Kolekan, UKM Riak, UKM Teater Syahid, LS-Adi, GMI, LPM INSTITUT, Mahasiswa Bicara, dan Plot 17.


Thohirin

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post ‘Grayscale’, Dunia Mimpi dalam Gelap Terang
Next post Abadikan ‘Golden Moment’ Melalui Citizen Journalism