Menjalani Dunia Bisnis Selagi Muda

Read Time:2 Minute, 15 Second

Menurut Menteri Riset dan Teknologi periode 2011-2014,Gusti Muhammad Hatta, Indonesia masih kekurangan jumlah pengusaha. Pasalnya, pada tahun 2013, jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,65 persen dari total jumlah penduduk. Angka ini terus berkembang setiap tahunnya dan didominasi oleh kalangan muda.

Hal itu disampaikan oleh Chief Executive Officer (CEO) Javapuccino, Asmui Kammury, dalam acara National Business Talkshow bertajuk Youth Role as Enterpreneur for Better Indonesia di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta, Selasa (26/5). Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen dalam rangka memperingati Milad Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ke-13.

Asmui mengatakan, dalam mengawali sebuah bisnis pasti menemui tantangan. Meskipun begitu, jika seseorang memiliki keinginan yang besar untuk berbisnis, maka ia tidak perlu merasa takut untuk memulai. “Mulailah dari hal yang sederhana lalu tingkatkan ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Asmui, Selasa (26/5).

Menurut Asmui, terdapat dua aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjalankan sebuah bisnis, yaitu kerja keras dan kerja cerdas. Maksudnya, pebisnis harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan terus berpikir kreatif dan inovatif.

Selain itu, tambah Asmui,modal juga menjadi salah satu masalah dalam memulai bisnis. namun modal kepercayaan dapat dijadikan jalan keluarnya. Artinya, menjalin relasi yang baik dengan orang lain juga sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis.

Senada dengan Asmui, Pendiri dan Direktur Manajer PT Baba Rafi, Nilam Sari mengungkapkan, selagi muda mulailah untuk membuka usaha yang diinginkan. Usia produktif sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Apa pasal, ide yang kreatif dan inovatif akan lebih banyak muncul. “Perkara gagal atau berhasil itu urusan terakhir,” ujar Nilam, Selasa (26/5).

Percaya pada cita-cita yang ingin diraih, lanjut Nilam, merupakan langkah selanjutnya untuk memulai bisnis.“Jika bukan diri sendiri yang percaya, maka siapa lagi yang dapat percaya. Jangan hanya merek luar negeri yang masuk ke Indonesia, tetapi kita juga harus membawa merek Indonesia ke luar negeri,” ungkapnya.

Lain Nilam lain Fajrin Rasyid. Co Founder dan Chief Financial Officer (CFO) bukalapak.com ini mengatakan, berbisnis dapat membuat seseorang sejahtera, pun sengsara. “Berbisnis itu high risk and high return,” ujar Fajrin, Selasa (26/5).

Jika takut rugi, tambahnya, seseorang dapat memulai bisnis dengan berinvestasi, seperti reksadana. Reksadana merupakan alternatif investasi bagi masyarakat dengan modal kecil yang tidak memiliki keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.Selanjutnya dapat menjalankan bisnis melalui usaha bersama. Tak hanya itu, seseorang juga dapat mengajak investor untuk menyalurkan dananya ke dalam usaha yang sedang ia jalani.


Fajrin juga menceritakan pengalamannya dalam mencari modal usaha. Selama satu tahun lebih, bukalapak.com tidak berhasil mendapatkan modal usaha dari investor. Namun karena ia percaya bisnis yang dijalani bisa sukses di masa mendatang, ia tidak berhenti berusaha. “Tunjukkan bahwa bisnis yang kita jalani dapat tumbuh. Percaya diri, berani memulai, dan jangan takut gagal,” tutup Fajrin.

RI

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Jalin Silaturahmi Lewat Pergelaran Seni
Next post Meresapi Budaya, Mengenali Rasa Melalui Calung