Wirausaha Bermodal Kreativitas

Read Time:2 Minute, 9 Second
Annisa Febrinel Handry


Berkat hobinya, Annisa Febrinel Hendry kini menjadi pemilik sebuah bisnis aksesoris. Hanya dengan bermodalkan kreativitas dan keterampilan tangan, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini, mampu mengembangkan bisnisnya hingga meraih omzet yang cukup besar.
Perempuan yang akrab disapa Ica ini memang sudah mulai berbisnis sejak duduk di bangku perkuliahan. Bagi Ica, selain untuk menambah uang saku, berwirausaha merupakan salah satu hobinya. “Kerja berdasarkan passion itu menyenangkan,” ungkapnya, Selasa (23/6).
Ica memulai bisnis dengan menjual produk kecantikkan. Seiring waktu berjalan bisnisnya pun redup. Lalu ia beralih menjadi reseller dengan menjual berbagai macam kerudung. Karena keterampilannya, Ica mulai rajin membuat kerajinan tangan berupa hiasan bunga dari plastik untuk dijual. “Aku juga pernah jualan aksesoris beli jadi. Waktu itu aku kerjasama dengan teman,” katanya.
Suatu ketika Ica memperoleh bahan-bahan yaitu manik-manik untuk membuat bross dari tantenya. Ica yang kebetulan suka memakai aksesoris, iseng-iseng membuat aksesoris dari manik-manik tersebut. Tak disangka setelah dia memakai aksesoris buatan tangannya ke kampus, banyak teman yang meminta agar dibuatkan juga. “Aku enggak pernah kursus bikin aksesoris. Semuanya otodidak. Awalnya cuma iseng aja buat gelang eh ternyata banyak yang suka,” ujarnya sambil tertawa.
Bisnis aksesoris buatan perempuan yang bercita-cita menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan ini dinamai Annisa Accessories sesuai dengan namanya. Bisnis yang Ica jalani semakin berkembang dan terkenal lantaran dirinya menjadi juara ketiga dalam lomba bussiness plan tingkat nasional. Lomba tersebut diselenggarakan di UIN Jakarta dengan melibatkan para mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Saat ini, pangsa pasar Annisa Accesories sudah mencapai luar Pulau Jawa. Sampai sekarang, omzet yang sudah diterima oleh Ica kurang lebih Rp10 juta per bulan. Ia pun sudah bisa mempekerjakan karyawan dan memiliki banyak reseller.
Kesuksesan Ica sekarang ini, bukan berarti tanpa usaha dan kerja keras. Sebelum bisnis aksesorisnya dikenal banyak orang, Ica sempat merasakan sulitnya berjualan. “Dulu karena dagang di emperan pasar pagi, kadang harus rebutan tempat sama orang lain. Waktu itu juga pernah daganganku sama sekali enggak laku. Selama ini, keyakinanlah yang membuat aku untuk terus maju,” paparnya.
Menurut Ica, menjadi pengusaha adalah hal yang mulia karena dapat memengaruhi kehidupan dan perekonomian orang banyak. “Bisnisku ini adalah pembuktian kalau wanita juga bisa hidup mandiri dan menghasilkan uang. Hanya dengan modal yang kecil dan kreativitas dapat menghasilkan untung yang berlipat-lipat,” jelas perempuan yang juga hobi menulis ini.
Selain itu, lanjut Ica, mahasiswa harus mulai berwirausaha sedini mungkin. Sebab, sekarang banyak peluang bisnis yang tersedia. “Kalau bisa mahasiswa jangan cuma kupu-kupu (kuliah-pulang kuliah-pulang) tapi harus mengembangkan diri sesuai passion atau minat,” sarannya.
Jeannita Kirana

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Penuhi Kebutuhan Anak dengan Sastra
Next post JK di Balik Perdamaian Aceh