Kontribusi Pemuda dalam Krisis Iklim

Kontribusi Pemuda dalam Krisis Iklim

Read Time:2 Minute, 1 Second
Kontribusi Pemuda dalam Krisis Iklim

Isu krisis iklim menjadi sorotan dunia, dan perlu diatasi oleh setiap kalangan masyarakat, terutama oleh para pemuda. Rafaela Xaviera menjadi salah satu sosok pemuda yang giat akan isu Lingkungan, dan berambisi mewujudkan lingkungan yang sehat.

Rafaela Xaviera, seorang aktivis lingkungan kelahiran Jakarta, 18 Juni 1999. Ia merupakan lulusan Universitas Brawijaya pada Program Studi Teknik Lingkungan tahun 2021. Ella-–sapaannya—telah berkecimpung menjadi aktivis lingkungan sejak duduk di bangku perkuliahan. Kala itu ia tengah menggeluti mata kuliah ‘Pemanasan Global dan Perubahan Iklim’ di kampusnya. 

Pada saat itulah ia mulai tertarik dengan isu Iklim. Ia menyadari betapa pentingnya lingkungan untuk dijaga. Ella merasa miris dengan keadaan lingkungan saat ini, yang menurutnya kurang dijaga oleh masyarakat. Hal tersebut membuat hatinya tergerak, karena menyadari bahwa anak muda seperti dirinya memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan.

Selama berada di lingkungan kampus, Ella sangat antusias dalam menangani isu-isu lingkungan, pembangunan berkelanjutan, serta energi terbarukan, terutama krisis iklim. Persoalan lingkungan yang terjadi, memantapkan dirinya untuk bergabung pada koalisi gerakan lingkungan, dan sederet pergerakan serta aksi krisis iklim. 

Tetapi sayangnya, berdasarkan penjelasan yang Ella sampaikan pada Institut, kontribusi paling besar untuk krisis iklim di Indonesia ada pada batu bara dari sektor energi. Seperti isu kendaran listrik yang memakai baterai sebagai bahan bakar utamanya, bukannya menguntungkan, hal ini menurutnya semakin memperparah keadaan batu bara yang ada di indonesia. “Banyak isu mengenai pelestarian lingkungan dan pengurangan krisis iklim yang malah cenderung merusak lingkungan itu sendiri,” Ujar Ella, Selasa (22/11).

Ella bergabung pada organisasi Climate Reality Project pada tahun 2020, kemudian disusul dengan pergerakan Extinction Rebellion (XR) Indonesia, dan Jeda Untuk Iklim. Saat ini, menurut keterangannya kepada Institut, Ella tengah bekerja di Indonesia Cerah Foundation, yayasan yang bergerak di bidang lingkungan dan sektor transisi energi.

Wanita yang kini berusia 23 tahun itu kini aktif mengkampanyekan isu seputar lingkungan dan krisis iklim, ia bertekad untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi. Ella pun pernah dipercayai juga menjadi UU seorang Coordinator of Direct Action dari XR Indonesia—kampanye yang dikoordinasikan oleh Ella bernama Toy Strikes. “Semoga masyarakat khususnya anak muda, bisa lebih melek lagi terkait isu lingkungan dan krisis iklim,” tutur Ella, Selasa (22/11).

Ia juga berpesan kepada pemerintah bahwa mereka—pemerintah Indonesia harus mendeklarasikan darurat iklim, agar kebijakan yang tertera akan berpihak sehingga kebijakan-kebijakan yang berpihak pada lingkungan “Pemerintah juga harus memperhatikan isu ini, bukan hanya dari masyarakatnya saja.” pungkas Ella, Selasa (22/11).

Reporter: Ken Devina

Editor: Sekar Rahmadiana Ihsan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kibarkan Merah Putih, Pecahkan Rekor Muri  Previous post Kibarkan Merah Putih, Pecahkan Rekor Muri 
Derita Nyata Perubahan Iklim Next post Derita Nyata Perubahan Iklim