Fasilitas Gedung Baru Tak Lengkap

Read Time:3 Minute, 46 Second
     


        Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta kini memiliki gedung baru untuk belajar mahasiswa. Namun, fasilitas pendukung kegiatan belajar belum semuanya terpenuhi.
Tahun 2017 UIN Jakarta meresmikan inventarisnya berupa gedung baru yang berada di Jalan Tarumanegara, Ciputat, Tangerang Selatan. Bangunan lima lantai itu diresmikan pada akhir bulan Februari, tepatnya tanggal 28. Peresmian yang dilakukan langsung oleh Rektor UIN Jakarta, Dede Rosyada juga disaksikan para jajarannya.
Gedung baru dengan ornamen serba biru itu ditempati Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) sebagai pusat kegiatan belajar dan administrasinya. Maka dari itu, setelah diresmikan oleh Dede, seluruh kegiatan FAH tidak lagi berpusat di kampus satu yang masih satu gedung dengan Fakultas Syariah dan Hukum.
Perpindahan gedung belajar ke tempat yang baru membuat beberapa mahasiswa masih belum terbiasa dengan jarak lokasinya. Memang, jarak antara gedung lama FAH yang ada di kampus I  dengan yang baru tidak dekat. Sehingga bagi mahasiswa yang bertempat tinggal di sekitar gedung lama harus menempuh jarak lebih jauh dari biasanya.
Salah satu mahasiswi yang keberatan dengan pindahnya FAH adalah Siti Nur Asiah. Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab ini mengaku pindahnya lokasi belajar membuat dirinya harus menempuh jarak lebih jauh. “Jadi harus berangkat lebih awal,” ungkapnya, Kamis (23/3).
Namun, alasan utama dari keberatannya mahasiswi yang sering disapa Nur itu karena ada beberapa fasilitas pendukung belajar yang belum dipenuhi. Layanan wifi dan proyektor gantung di dalam kelas belum tersedia di area gedung yang dimulai awal pembangunannya pada 6 September 2016 ini.
Lain hal dengan Nur, Abdillah senang dengan kepindahan belajarnya ke tempat yang baru. Mahasiswa semester dua ini mengaku tidak keberatan jika proses belajar dilakukan terpisah dari fakultas lain. “Kalau satu gedung-dua fakultas enggak enak juga, tapi semoga fasilitas secepatnya dipenuhi” ujarnya, Kamis (23/3).
Menanggapi beberapa fasilitas gedung yang belum terpenuhi untuk mendukung kegiatan belajar, Dekan FAH Syukron Kamil menargetkan pada akhir tahun ini semua akan terpenuhi. Fasilitas-fasilitas yang belum terpenuhi karena tidak masuk dianggaran awal. Sehingga harus menggunakan anggaran revisi.
Untuk saat ini, jumlah proyektor yang baik kondisinya hanya lima unit dan 15 unit dalam proses penambahan yang masih menunggu anggaran revisi. Sedangkan untuk wifi tidak terpenuhi saat ini karena jaringan dari kampus I belum sampai ke gedung FAH. “Sekarang kita pakai internet darurat yang kecepatannya lebih rendah,” ungkapnya.
Syukron menambahkan ada beberapa hal yang mendesak untuk segera dipenuhi, yaitu satuan pengamanan (satpam) dan office boy (OB). Hingga saat ini baru dua orang satpam yang berjaga siang hari untuk gedung FAH. Namun, untuk malam hari belum ada satpam yang berjaga. “Saya sudah mengajukan tambahan untuk tenaga pengamanan,” katanya, Senin (20/3).
Sedangkan untuk layanan OB, lanjut Syukron, masih sangat kurang. Tenaga OB yang bertugas di gedung FAH hingga saat ini berjumlah lima orang, itu pun merangkap untuk mengamankan parkir. Angka tersebut menurut Syukron tidak ideal. “Idealnya satu lantai dipegang dua orang,” tambahnya.
Hingga saat ini, Syukron menganggap, gedung yang dipimpinnya sudah baik fasilitasnya secara umum. Sehingga kesempatan FAH untuk membuka program studi (prodi) baru lebih terbuka. Akan tetapi, pembukaan prodi tersebut tidak untuk waktu dekat ini. Mengingat pembukaan itu akan memengaruhi akreditasi universitas hingga fakultas.
Gedung seharga tidak kurang dari 40 miliyar tersebut pada saat pembangunannya sempat mengalami kerusakan. Salah satu sisi yang ada di lantai 4 roboh dan dikabarkan menimpa empat orang pekerja. Setelah dilakukan peresmian pun, listrik digedung tersebut mengalami korsleting listrik. Namun beruntung tidak sampai menimbulkan kebakaran.
Kendati di dalam proses pembangunannya gedung mengalami masalah, Pimpinan Proyek sekaligus Kepala Sub-bagian Rumah Tangga UIN Jakarta, Abdul Halim mengatakan tidak akan ada pengaruh terhadap gedung yang sudah jadi sekarang. Pemeliharaan dan percobaan masih dilakukan selama enam bulan. “Terhitung dari Januari 2017,” katanya, (21/3).
Rektor UIN Jakarta, Dede Rosyada membenarkan bahwa ada beberapa fasilitas FAH yang belum terpenuhi. Kendala pemenuhan tersebut karena jaraknya yang terpisah dari kampus utama. “Wifi sedang dalam proses karena butuh dana cukup besar,” katanya, Rabu (15/3).
Bangunan yang bersebelahan dengan kantor Koordinatorat Perguruan Tinggi Agama Islam (Kopertais) wilayah I ini awalnya akan diperuntukan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Namun, pada saat pembahasan penggunaan gedung, FEB lama untuk meresponsnya. Hingga pada akhirnya FAH yang menempati gedung tersebut dan memulai perkuliahan semester genap pada 6 Maret 2017.
Tahun ini, Dede menambahkan, UIN Jakarta akan membangun gedung baru lagi yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mahasiswa. Rencananya pembangunan akan dilakukan di sekitaran kompleks UIN Jakarta, tetapi belum ditentukan fakultas apa yang hendak menempati gedung  yang akan dimulai pembangunannya April mendatang. Kemungkinan pada bulan September 2017 sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mahasiswa. “Biaya gedung baru ini 47 miliyar,” pungkasnya.

Eko Ramdani

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Literasi Media Untuk Apa?
Next post Dampak Buruk Sinetron ‘Remaja’