Rajut Kebersamaan di Bulan Ramadan

Read Time:2 Minute, 28 Second


Beberapa orang memasang spanduk, beberapa menggelar tikar, dan beberapa lagi menyiapkan hidangan untuk disantap saat magrib tiba. Begitulah kira-kira hiruk pikuk persiapan panitia untuk menggelar acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut. Empat puluh menit sebelum magrib, takjil dan makanan berat sudah tersaji di meja sebelah utara ruangan.

Tamu undangan berhilir masuk ke Aula Student Center Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengurus dan alumni LPM Institut duduk di tikar dan menunggu acara dimulai. Tak hanya itu, beberapa anggota Unit Kegiatan Mahasiswa lain juga turut datang untuk meramaikan acara buka puasa bersama.

Pembawa acara mulai membuka rangkaian kegiatan setelah para tamu undangan terkumpul. Dibuka dengan salam dan rasa syukur, lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran. Ketua Pelaksana Nur Fadhilah pun turut memberikan sambutannya. Tak lupa, ia mengucapkan segenap terima kasih kepada panitia dan seluruh tamu undangan yang sudah menyempatkan diri untuk hadir.

Sembari menunggu waktu magrib tiba, pengisi acara mulai beraksi di depan para tamu undangan. Bermodal dua mikrofon dan instrumen musik, seorang laki-laki dan seorang perempuan menyumbangkan beberapa lagu untuk menghibur penghuni ruangan. Sampai beberapa menit sebelum magrib tiba, barulah mereka kembali duduk di tikar bersama tamu undangan lainnya.

Semua peserta acara membaca doa berbuka puasa bersama-sama saat azan magrib dikumandangkan. Sampai pukul tujuh, peserta dipersilakan menyantap hidangan yang telah disajikan dan salat magrib. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi ramah-tamah dan berbagi pengalaman antara alumni, pengurus, anggota, dan bakal calon anggota Institut.

Selain buka puasa bersama, acara yang diselenggarakan pada Minggu (27/5) ini juga menjadi salah satu momen silaturahmi. Dengan mengusung tema Bersama Menuai Asa, Tumbuhkan Cita, beberapa alumni Institut memberikan sepatah dua patah kata untuk mengisi sesi ramah-tamah.

Salah satunya Dosen Jurnalistik Nanang Syaikhu—yang juga alumni Institut—turut membagikan pengalamannya. Nanang menjadi anggota Institut ketika UIN masih berbentuk Institut Agama Islam Negeri. “Dulu itu, tabloid dijual seharga seribu rupiah. Tidak gratis seperti sekarang,” ujarnya, Minggu (27/5).

Selain itu, hadir pula M. S. Wibowo yang juga ikut memberikan pesan-pesan untuk para pengurus, anggota, maupun bakal calon anggota Institut. Lelaki yang akrab dipanggil Bang Bowo ini mengatakan, prestasi yang dimiliki oleh Institut harus dipertahankan dan dijadikan tradisi. Semangat juga disampaikannya kepada bakal calon anggota Institut yang masih menjalani masa pendidikan. “Terus tingkatkan prestasi Institut,” tambahnya, Minggu (27/5).

Di penghujung acara, salah satu alumni Institut Gita Nawangsari mengungkapkan kesan setelah menghadiri acara ini. Menurutnya, acara malam hari itu terbilang sepi karena para alumni Institut yang memiliki kesibukan masing-masing sehingga tidak bisa ikut hadir. “Dari tahun ke tahun, jumlah alumni Institut yang datang memang segini-segini saja,” ungkapnya, Minggu (27/5).

Sekali lagi, Gita juga menyampaikan pesan semangat kepada bakal calon anggota Institut. Ia berpesan agar terus belajar dan memetik pelajaran dari segala apa yang diberikan oleh senior selama menjalani masa pendidikan di Institut. Karena menurutnya, semua hal itu pasti ada maknanya dan penting bagi bakal calon anggota sendiri. “Dijadikan pelajaran saja, jangan dianggap terlalu berat atau repot,” tambahnya.

MSSM

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perlawanan Diskriminasi Ras
Next post Demam Mahasiswa Asing